Rabu, 07 Januari 2015

“Berjumpa di Lain Kesempatan”



Kuawali pagi itu dengan keramaian pada notifikasi handphoneku. Yup, jika aku sudah bersama mereka, notifku pasti penuh. Aku online pukul 05.30, hanya sebentar karena aku harus segera bersiap-siap pergi ke sekolah. Tempat yang membosankan bagi mereka yang tidak cocok dengan lingkungan sekolahnya, terutama aku. Perkenalkan, namaku Anika Erika Putri, kelas 8 di salah satu SMP favorit dan terkenal di kotaku. Pagi ini, aku pergi ke sekolah bersama ayahku dan adikku, Mia. Sesampainya di sekolah, mukaku kutekuk begitu saja setelah melihat seseorang yang ada disebelahku. Diam tanpa suara dan aku langsung berlari menuju kelasku. Syukurnya kelas kami tidak berdekatan. Kelasku di atas dan dia di bawah.
Bel masuk telah berbunyi. OSIS memandu jalannya doa sebelum pelajaran di mulai. Setelah itu, ketua kelasku mencari guru Matematika kami, namun Ia datang tanpa membawa apapun dan mengabarkan pada kami, “Tidak ada guru dan tidak ada tugas. Jadi, sekarang kita bebas!!” kata ketua kelasku sedikit berteriak, seketika itu juga kelasku jadi riuh karena suara kebebasan kami.
Inilah yang kusenangi. Aku berharap sampai pulang nanti tidak ada guru yang masuk sehingga akupun bisa dengan bebasnya berdiam diri di perpustakaan dan menikmati anime-anime yang kutonton di komputer perpustakaan tersebut. “Beruntungnya aku. Bisa berdiam disini seharian tanpa gangguan bapak/ibu guru yang biasanya mengisi telingaku dengan materi-materi mata pelajaran yang sama sekali aku tak mengerti. Namun anehnya nilai ulanganku selalu diatas rata-rata karena aku mendengarkan teman-temanku yang membaca materi ulangan tepat disebelah atau dibelakangku. Ibuku bilang, daripada membaca yang sama sekali belum tentu masuk, lebih baik mendengarkan. Tetapi kadangkala aku juga membaca buku pelajaran untuk mengingatkan ingatanku kembali.
Ku coba membuka account facebookku. “Wow, baru 2 jam saja aku off, notifikasinya udah sampai 30-an begini” batinku dalam hati. Aku mulai membuka notif itu satu-persatu, dan aku mulai berfacebookan ria. Temanku, Aisyah Denta dan Ilham, rupanya mereka sedang online juga. Aku dan mereka langsung berchatan ria. “Memang lebih asik dunia maya dibandingkan dunia nyata. Dunia maya tidak membeda-bedakan status, dan ciri-ciri fisik, sedangkan Dunia nyata membandingkan itu semua. Dunia maya tempatnya orang-orang yang tidak memiliki kecocokan di dunia nyata, sama denganku” batinku.
Tak terasa 5 jam sudah aku memandangi layar komputer itu. Bel pulang pun tak terasa akan berbunyi 5 menit lagi. Aku segera me-log out-kan accountku dan berlari menuju kelas.
Keesokan harinya, disekolah, “Anika, kamu kemarin kemana aja sih? Kamu dicariin sama Pak Kepala Sekolah.” Tanya teman sebangkuku begitu melihat aku datang. “Aku kemarin di perpustakaan. Biasa, nonton anime dan facebookan. Kamu kan tau, aku agak ngga cocok sama lingkungan disini. Dan juga kalau karna ngga orang tuaku dipindah kerjakan disini, mungkin aku masih dilingkungan lamaku. Bersama teman-temanku yang juga Animelovers namun tak melupakan pelajaran sekolah. “ jawabku pada Citra, temanku itu. “Ohh, tapi Pak Kepsek nyuruh kamu datang ke ruangannya jam istirahat kedua, ngga tau deh mau ngapain. Hehe.”  Kata Citra, “ohh oke!” jawabku sambil tersenyum.
Saat bel istirahat pertama, aku langsung menuju ke ruangan kepala sekolah. Tok tok tok... , aku mengetuk pintu ruangan tersebut. “Masuk!” suara dari dalam. Aku pun masuk keruangan tersebut. “Oh kamu Erika. Duduk dulu.” Perintah Pak Kepsek. Aku pun duduk dan menanyakan maksud beliau memintaku untuk datang ke ruangannya. “Ada apa ya Bapak meminta saya kemari?’’ tanyaku, “Begini, Nak, Bapak membawa surat dari Dinas Pendidikan yang isinya meminta kamu untuk mengikuti Lomba Siswa Berprestasi di tingkat Provinsi. Kamu bersama Citra, Andi, Aisyah dan Damar ditunjuk untuk menjadi perwakilan kabupaten kita di provinsi nanti. “ jelas Pak Kepsek, “Pak, Aisyah siapa ya pak?” tanyaku ketika mendengar nama Aisyah itu. “Aisyah Denta Kusuma dan Damar Erlangga dari SMP N 4” jawab Pak Kepsek. Mataku langsung berbinar ketika mendengar dua nama tersebut. Tak sabar rasanya untuk segera bertemu mereka. “Oh iya, pembinaannya dimulai dari senin ini di Dinas Pendidikan pukul 3 sore, memakai seragam seperti biasa ya.” Kata Pak Kepsek kembali, “Baik, Pak. Saya permisi dulu” kataku lalu meninggalkan ruangan Kepala Sekolah.
Akupun kembali ke kelasku dengan mimik wajah yang tak dapat kulukiskan dengan kata-kata. Aku terus tersenyum-senyum dan memikirkan pertemuanku dengan kedua sobatku ini. Sepanjang pelajaran hari ini, wajahku terlihat sangat ceria. Sahabatku, Citra, memandangku dengan tatapan yang aneh, mungkin. “Kamu kenapa sih, Nik?” tanya Citra, “Alahh ngga usah bohong. Pak Kepsek pasti udah kasi informasi tentang siswa-siswi yang akan ikut Siswa Berprestasi kan?” tanyaku balik. “Oh, tau deh yang ikut Siswa Berprestasi.” Jawab Citra, “Yeey, kamu juga ikut kan. Andi juga. Sama Ai dan Damar dari SMP N 4.” Jawabku. “Sahabat kamu itu kan?” tanya Citra, “Iya Din. Seneng banget deh rasanya bisa ketemu mereka lagi.” Jawabku dengan muka ceria. “Udah udah. Kamu udah dijemput tuh.” Kata Citra mengakhiri perbincangan kami. “Oh, aku duluan yaa.. bye” kataku pamit pada Citra.
Hari dimana kami pembinaan pun tiba. Kami berkumpul pukul 3 sore dan mendapat pengarahan sedikit dari Bapak Kepala Dinas Pendidikan di Kabupaten kami. Setelah acara pengarahan itu, kamipun dipersilahkan untuk memasuki ruang pembinaan.
Sebulan sudah kami mendapat pembinaan dan ilmu yang tidak sedikit. Kini tibalah saatnya untuk kami membuktikan bahwa kabupaten kami berhak mendapat penghargaan sebagai kota pendidikan. Pada saat perlombaan, skor tim kami terus berkejar-kejaran dengan skor dari tim lain. Kami masuk babak final setelah melewati beberapa babak sebelummnya. Dan kami berhasil memboyong piala tersebut ke kota kami. Alangkah bahagianya hati kami setelah apa yang selama ini kami lakukan tidak sia-sia. Setelah perlombaan kami berkumpul sebentar dan membicarakan pengalaman kami sewaktu kami mendapat pembinaan di sini. “Aku seneng banget bisa ketemu kalian lagi. Kangen banget tau sama kalian.” Ucapku pada Aisyah dan Damar. “Kita juga kangen sama kamu lho, Nik. Kapan nih kamu main-main ke kelurahan lagi. Bulan depan diadain lomba lho. Dateng ya. Nenek sama Kakek kamu juga kangen sama kamu.” Ucap Damar panjang lebar. “Iyaa, liburan nanti aku pasti pulang kok. Ayah juga udah ngambil cuti tapi cuma seminggu sih ayah ngambil cutinya, tapi aku pasti puas-puasin deh mainan sama kalian lagi.” Jawabku, “Okey deh.” Kata mereka hampir bersamaan. “Anak-anak, mari kita kembali.” Perintah Pak Kadis Pendidikan. “Mari, Pak.” Jawab kami serempak.
Diperjalanan, kami semua bercanda dan tertawa seakan-akan beban kami sudah lepas semuanya. Padahal, amsih ada lomba di tingkat Nasional yang akan diadakan 5 bulan lagi. Tapi, bagi kami adalah persahabatan yang terpenting. Dan kami juga tak akan kecewa jika nantinya kami menerima kekalahan di dalam lomba di tingkat berikutnya. Kamipun pulang dengan perasaan yang amat gembira. Sahabat-sahabatku pun juga sudah biasa bergabung denganku, Citra dan juga Andi.

*** TAMAT ***

Kode Kehormatan Gerakan Pramuka

  Kode Kehormatan Gerakan Pramuka ialah suatu norma atau nilai – nilai luhur dalam kehidupan para anggota  Pramuka yang merupakan ukuran ata...