Bagi
pemula seperti saya ini pasti merasa kebingungan kalau mengukur suatu hambatan
dalam sebuah komponen elektronika, apalagi baru mengenal yang namanya
multimeter, nah disini akan sedikit kami bagikan info mengenai cara mengukur
suatu hambatan, seperti mengukur sebuah resistor, transformator, potensio dan
lain - lain.
Pertama - tama yang perlu anda siapkan adalah alat ukur (multi
meter) dan komponen yang akan diukur,
kita ambil
contoh saja misalkan resistor, sebenarnya resistor sudah memiliki gelang-
gelang warna sebagai penunjuk nilai resistansi atau hambatan. namun hal itu
belum tentu pasti pas.. hehe apalagi kalau dah rusak.
(sumber: http://www.masputz.com)
Baiklah
langsung saja di bagian multi meter arahkan saklar pada Ohm meter, biasanya ada
x 1 Ohm, 10 Ohm, 100 Ohm, 1K Ohm dan 10 K Ohm.lalu tempelkan ujung kabel merah
dan hitam pada masing - masing kaki resistor (boleh dibolak balik).Selanjutnya
kita arahkan kemana saklarnya! tentu saja harus kita lihat komponen yang hendak
kita ukur apakah memiliki hambatan yang rendah atau tinggi, misalkan kita
hendak mengukur resistor yang berukuran 1 K Ohm, maka arahkan padax 10, x 100
atau x 1K, namun lebih baik di 100 Ohm, jadi nanti jarum penunjuk harus
·
Mengarah
+- ke 10 Ohm jika saklar menunjuk ke 100,
·
Mengarah
ke +- 100 Ohm jika saklar menunjuk ke 10
·
Mengarah
ke +-1 Ohm Jika saklar dipilih yang 1 K
jadi
hasilnya tinggal kita kalikan saja 10 x 100 = 1000 Ohm atau 1K Ohm
maksudnya
10 adalah penunjuk saklar dan 100 adalah hasil penunjukan jarum multimeter.
Jenis-jenis
Resistor diantaranya adalah :
1.
Resistor
yang Nilainya Tetap
2.
Resistor
yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan
Variable Resistor ataupun Potensiometer.
3.
Resistor
yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, Resistor jenis ini
disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor
4.
Resistor
yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini
disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative
Temperature Coefficient)
(Sumber:
http://teknikelektronika.com)
2.Transistor
Transistor
merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi dan merupakan
Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia Elektronik
modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat arus,
sebagai Switch (Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal,
Penyearah dan lain sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu
Base/Basis (B), Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). Berdasarkan strukturnya,
Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni Junction
Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide
Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor.
Cara
Mengecek Transistor NPN/ PNP dengan Multimeter
Mengukur
transistor yang masih baik atau tidak sebenarnya sangat mudah, karena pada
dasarnya transistor merupakan salah satu komponen elektronika semikonduktor
yang mempunyai tiga kaki (terminal) yaitu Basis (B), Colector (C) dan Emitor
(E). Transistor memiliki banyak fungsi diantaranya adalah sebagai penguat,
sebagai saklar (switch), penyetabil tegangan, modulasi signal. Jadi sebelum
kita mengecek transistor anda harus tahu terlebih dahulu mengenai TR yang akan
diukur.
Pada
gambar diatas dapat kita lihat simbol transistor, bedanya hanya pada arah panah
masuk atau keluar saja. Jadi pada saat mengukur sebaiknya anda mengetahui jenis
transistor yang diukur, apakah NPN atau PNP?. Tapi jika belum tahu berikut cara
mengeceknya,
(Sumber: http://www.masputz.com)
Mengukur
Transistor NPN
Arahkan
selector multimeter pada Ohm meter, kemudian tempelkan ujung pencolok merah
multimeter ke kaki basis transistor, kemudian tempelkan pencolok hitam pada
kaki emitor, maka jarum harus tidak bergerak, jika bergerak berarti bukan TR
NPN. Kemudian kita balik pencolok hitam ditempelkan ke kaki basis transistor
kemudian pencolok merah ke kaki emitor atau kolektor, maka jarum harus bergerak
kekanan.
Mengukur
Transistor PNP
Sama
seperti diatas selector multimeter diarahkan ke ohm meter, selanjutnya
tempelkan pencolok merah ke kaki basis, kemudian pencolok hitam kekaki emitor
atau colector, maka jarum harus bergerak kekanan. Selanjutnya Tempelkan ujung
pencolok hitam kekaki basis transistor, dan pencolok merah kekaki colector atau
emitor, maka jarum harus tidak bergerak.
Jika kita
sudah mengetahui jenis transistor PNP atau NPN, selanjutnya kita coba cara
mengecek Transistor rusak atau tidak, masih hidup atau sudah mati. caranya
cukup mudah, minimal anda sudah mempunyai multimeter atau ohm meter saja sudah
cukup untuk mengeceknya.
(Sumber: http://www.masputz.com)
Cara
mengecek Transistor NPN
·
Jika
kaki basis ditempel pencolok merah dan kaki emitor ditempel pencolok hitam maka
wajib tidak bergerak, jika bergerak berarti transistor sudah mati atau rusak.
·
Begitu
juga dengan kaki Colector. Kemudian tempelkan pencolok merah ke kaki colector
dan pencolok hitam ke kaki emitor. maka jarum harus tidak bergerak, jika
bergerak berarti transistor sudah pasti rusak.
·
Selanjutnya
kita balik yaitu pencolok hitam kita tempel ke kaki basis, sedang yang lainnya
ke pencolok merah, maka jarum harus bergerak, jika tidak berarti sudah rusak
atau mati.
Cara
Mengecek Transistor PNP
·
Jika
kaki basis ditempel pencolok hitam kemudian kaki colektor ditempel pencolok
merah jarum multimeter harus diam, jika bergerak berarti rusak,
·
Begitu
juga dengan jika pencolok merah jika ditempel ke kaki emitor. Selanjutnya
tempelkan kaki colector ke pencolok merah dan pencolok hitam ke kaki emitor,
maka jarum juga tidak boleh bergerak.
·
Kemudian
kita tempel pencolok merah ke kaki Basis dan pencolok hitam ke kaki colector,
aka jarum wajib bergerak, jika tidak tandanya TR sudah putus. begitu juga
dengan kaki emitor.
Jadi
kesimpulannya jika ingin mengetahui Rusak tidaknya transistor yang penting kita
tahu terlebih dahulu jenis NPN atau PNP, jika sudah mengetahui jenisnya,
selanjutnya tinggal kita cek, kalau tidak sesuai dengan keadaan seharusnya
seperti pada poin mengukur Transistor, berarti bisa dibilang rusak. Jenis -
jenis Transistor ini biasanya digunakan pada perangkat Audio atau sebagai
penguat. lain halnya dengan jenis Transistor berdasarkan fungsi lainnya,
seperti Transistor Horizontal TV, Regulator, atau jenis mosfet, maka cara
pengukurannya tentu akan berbeda.
B. Kapasitor (Capacitor)
Kapasitor atau
disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat
menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi
Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada
rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di
dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor
(Kondensator) adalah Farad (F)
Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :
1.
Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak
ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang
nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor
Polyster dan Kapasitor Keramik.
2.
Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi
memiliki Polaritas Positif dan Negatif, Kapasitor tersebut adalah Kapasitor
Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum
3.
Kapasitor yang nilainya dapat diatur,
Kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor.
4.
Kapasitor
Variabel atau Variable Condensator (Varco) merupakan jenis kapasitor yang
nilainya dapat diubah.
(Sumber:
http://teknikelektronika.com)
D. Dioda (Diode)
Diode
adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus
listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode
terdiri dari 2 Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :
1.
Dioda
Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan berfungsi
sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
2.
Dioda
Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah
tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut
sering disebut dengan Tegangan Zener.
3.
LED
(Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik.
4.
Dioda
Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering
digunakan sebagai Sensor.
5.
Dioda
Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi
sebagai pengendali .
6.
Dioda
Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser. Dioda Laser
sering disingkat dengan LD.
Gambar dan Simbol Dioda:
(Sumber:
http://teknikelektronika.com)
Daftar Pustaka