Minggu, 30 Oktober 2016

Pembangkit Listrik Tenaga Air



Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul “PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini, dari awal sampai akhir.
  
                                                                                                Sinagaraja, 26 Juli 2016                                                                                                                      Penulis,

















BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia. Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, selain yang berasal dari bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak dikembangkan. Hal ini karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah. Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain digunakan untuk penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik. Pilihan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah, dikembangkan untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik.
Hal ini ditujukan untuk menciptakan biaya produksi yang murah pada listrik di Indonesia. Pembangkit listrik tenaga air termasuk salah satu sumber pembangkit listrik tertua yang pernah ditemukan. Selain pembangkit ini, masih ada pula beberapa jenis pembangkit listrik yang ada di dunia. Seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga diesel, dan juga pembangkit listrik tenaga nuklir. Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atauair terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energy mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau samadengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. PLTA termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan air untuk kerjanya. Saat ini pengetahuan tentang PLTA perlu untuk diketahui oleh para mahasiswa sebagai modal awal untuk kedepannya.PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900. Masa itu merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan sumber energi utama di dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan oleh karena itu progresnya berjalan lambat. Sedangkan sekarang, pengembangan PLTA mulai di tinjau ulang karena penggunaan bahan bakar minyak mengahasilkan banyak polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar minyak mulai menipis.
Beberapa alasan tambahan bahwa PLTA lebih menguntungkan dibandingkan tipe generator lain adalah :
1.      Persediaan air cenderung tidak habis dan dapat diperbaharui.
2.      Ramah Lingkungan.
3.      Tidak memerlukan bahan bakar.
4.      Periode mulainya terjadi secara terus menerus.
5.      Pengoperasiannya sederhana dan biaya perawatannya murah.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun hal yang akan dibahas mengenai PLTA pada makalah ini adalah:
1.      Apa yang dimaksud dengan PLTA?
2.      Bagaimana Prinsip Kerja dari PLTA ?
3.      Bagaimana rangkaian dari PLTA?
4.      Apakah kelebihan dan kekurangan dari PLTA?
5.      Di Indonesia daerah mana saja terdaoat PLTA?
1.3  Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan mengenai PLTA pada makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan PLTA.
2.      Untuk mengetahui bagaimana Prinsip Kerja dari PLTA.
3.      Untuk mengetahui bagaimana rangkaian dari PLTA.
4.      Untuk mengetahui apakah kelebihan dan kekurangan dari PLTA.
5.      Untuk mengetahui di Indonesia daerah mana saja terdaoat PLTA.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia. PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900. Masa itu merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan sumber energi utama di dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan oleh karena itu progresnya berjalan lambat. Sedangkan sekarang, pengembangan PLTA mulai di tinjau ulang karena penggunaan bahan bakar minyak mengahasilkan banyak polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar minyak mulai menipis.
Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbinair) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator) Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga cadangan air pada waduk utama tetap stabil.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk memenuhkebutuhan dalam pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA tersebut, perhitungan keadaan air yang masuk pada waduk / dam tempat penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam waduk / dam dan perhitungan besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk menggerakkan turbin sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu keharusan untuk dimiliki, dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk maupun yang didistribusikan ke pintu saluran air untuk menggerakkan turbin harus dilakukan dengan baik, sehingga dalam operasi PLTA tersebut, dapat dijadikan sebagai dasar tindakan pengaturan efisiensi penggunaan air maupun pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat beroperasi sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau panjang.


2.2  Prinsip Kerja PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan perubahan energi, yaitu:
A.    Energi Potensial Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu akibat adanya perbedaan ketinggian. Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
B.     Energi Kinetis Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.
Ek = 0,5 m . v . v
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
C.    Energi Mekanis Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin. Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis. Besarnya energi mekanis. dirumuskan:

Em = T . ω . t


Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
ω : sudut putar
t : waktu (s)
D.    Energi Listrik Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi listrik sesuai persamaan:
El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)
Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi. Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir.
a)      Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan memukul sudu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik. Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis dan propeller berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa digerakkan). Sedangkan sudu-sudu pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya bisa digerakkan (pada sumbunya) yang diatur oleh servomotor dengan cara manual atau otomatis sesuai dengan pembukaan sudu atur.
b)     Generator
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC. Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah kutub melewati “coil” yang terletak di stator.

c)      Travo
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo step up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down. Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-storage plant.

d)      Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

2.3  Desain Rangkaian PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Description: pln_plta.jpg

2.4  Kelebihan dan kelemahan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
A.    Kelebihan  PLTA
Pembangkit listrik tenaga air tidak "menghabiskan" air, semua air dikembalikan ke sumber asalnya. PLTA dapat dibuat bekerja 24 jam, 7 hari seminggu. PLTA juga adalah sumber energi yang bersih, tidak menghasilkan polusi udarai. Pembangkit listrik, sekali di tempat, tidak menciptakan produk sampingan limbah dalam konversi mereka. Bendungan yang dibangun juga dapat menutup gerbang mereka dan menyimpan air untuk digunakan oleh PLTA ketika beban tinggi.
B.     Kerugian PLTA
Seperti semua pembangkit listrik, pembangkit listrik tenaga air membutuhkan biaya yang sangat mahal untuk pembangunan, dan harus dibangun untuk standar yang sangat tinggi. Tingginya biaya berarti bahwa pembangkit harus beroperasi untuk waktu yang lama untuk menjadi menguntungkan. Pembangunan bendungan juga dapat menyebabkan banjir, yang berarti lingkungan dan habitat alami hewan, dan bahkan manusia mungkin hancur. Pembangunan bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air juga dapat menyebabkan banyak masalah akses air. Penciptaan sebuah bendungan di satu lokasi mungkin berarti bahwa aliran sungai tersebut turun dan tidak lagi memiliki kontrol aliran air. Hal ini dapat menjadi kontroveesi di tempat-tempat di mana negara-negara yang bertetangga berbagi pasokan air.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS3ldo0l-_MvAKBj388PpHharWQ5Pykbz3r64Ai6SbU56Dbm0GbDbg5vSe8ouRrZS6nqZShJJOmwtf5a_xvDUWUGcBDR3Ecat1SVLs1az16cYmNEBRZeWTbU_HI6mfoxwcXzlG67S5394/s1600/PLTA.jpg

2.5  Daerah yang menggunakan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
1.      PLTA PEUSANGAN terdapat di Kecamatan Laut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah, Nanggroe Aceh Darussalam. PLTA ini di desain dengan 2 buah turbin air, yaitu Peusangan I (2 x 22,1 MWatt) dan Peusangan II (2 x 21,2 MWatt) dan dihubungkan dengan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) ke jaringan trans Sumatera dari Gardu Induk (GI) di Takengon ke Kabupaten Bireuen dan melintasi Kabupaten Bener Meriah. Proyek ini didanai oleh Japan Bank International Coorporation (JBIC) dan Konsultan teknis Nippon KOI Jepang, dan akan dikerjakan selama 94 bulan (terhitung dari 18 Maret 2011) dengan jadwal operasi direncanakan pada kuartal IV/2015. Biaya total pendanaan proyek ini diperkirakan mencapai sekitar Rp2,96 triliun.
2.      PLTA TANGGA merupakan PLTA pertama di Indonesia yang menggunakan bendungan beton bertipe busur setinggi 82 meter. PLTA ini berkapasitas sebesar 4 x 79,25 MWatt (total : 317 MWatt).
3.      PLTA SIPANSIHAPORAS berlokasi di desa Husor, Sibuluan dan Sihaporas Kecamatan Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara. PLTA ini mempunyai 2 unit generator dengankapasitas total sebesar 50 MWatt (33 MWatt + 17 MWatt) dan diharapkan mampu memproduksi energi sebesar 203,6 GWh per tahun. Agar mampu bekerja maksimal, PLTA ini membutuhkan pasokan air minimal  sebesar 29.000 meter kubik per detik.
4.      PLTA ASAHAN 1  terletak di Sungai Asahan, Desa Ambarhalim, Kec. Pintupohan Meranti, Kab. Toba Samosir. Prop. Sumatera Utara, terletak ± 130 km arah tenggara kota Medan. Energi yang dibangkitkan PLTA ini sebesar 1,175 GWh/tahun (Kapasitas total : 2 x 90 MWatt) yang disalurkan ke jaringan PLN melalui transmisi 275kV/150kV. \\
5.      PLTA MUSI diresmikan oleh presiden Indonesia bapak Susilo Bambang Yudoyono pada bulan oktober tahun 2006 dan dapat menghasilkan energi listrik dengan kapasitas 3 x 70 MWatt yang dapat  menyuplai kebutuhan listrik bagi Sumatera bagian Selatan. PLTA uni merupakan PLTA type run off river yang memanfaatkan aliran sungai Musi dan pembuangan akhir ke sungai Simpang Aur. Biaya pembuatan PLTA ini mencapai sebesar US$ 159 juta atau setara dengan Rp. 1,5 triliun, terdiri dari pinjaman lunak dari Asian Development Bank (ADB) sebesar Rp. 1,4 triliun, APBN sebesar Rp. 245 miliar dan APLN (Anggaran PT PLN) sebesar Rp. 113 miliar. Pembangunan proyek ini terjadi setelah terbit Keppres 64/2000 yang mencabut Keppres 39/1997.
6.      PLTA BESAI terletak di Lampung dengan daya terpasang sebesar 2 x 46,4 MWatt, dan hingga sekarang PLTA ini masih dalam tahap studi kelayakan dan konstruksi karena mengalami defisit pasokan cadangan air. PLTA ini dan PLTA Musi hanya bisa beroperasi pada saat beban puncak saja. 





BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
                Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbinair) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator)
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dan lainnya.

















Daftar Pustaka

M. M Dandekar dan K. N Sharma Penerjemah, D. Bambang Setyadi, Sutanto.Pembangkit Listrik Tenaga Air, 1991. Cet 1. -, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press).
Kadir, Abdul, 1995.  Energi; Sumber daya, inovasi, tenaga listrik, potensi ekonomi.Cet 1. Edisi Kedua/ Revisi- Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press).
Kadir, Abdul, 1996, Pembangkit Tenaga Listrik, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). Rancangan Sistem Kontrol Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Air.

Sumber:

Rabu, 26 Oktober 2016

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA ( PLTS )





A.    Definisi
Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya menjadi energi listrik. Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor. Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan photovoltaic dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya. Photovoltaic mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotoelektrik.
a.      Pemusatan energi surya
Sistem pemusatan energi surya (concentrated solar power, CSP) menggunakan lensa atau cermin dan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari dari luasan area tertentu ke satu titik. Panas yang terkonsentrasikan lalu digunakan sebagai sumber panas untuk pembangkitan listrik biasa yang memanfaatkan panas untuk menggerakkan generator. Sistem cermin parabola, lensa reflektor Fresnel, dan menara surya adalah teknologi yang paling banyak digunakan. Fluida kerja yang dipanaskan bisa digunakan untuk menggerakan generator (turbin uap konvensional hingga mesin Stirling) atau menjadi media penyimpan panas.
Ivanpah Solar Plant yang terleak di Gurun Mojave akan menjadi pembangkit listrik tenaga surya tipe pemusatan energi surya terbesar dengan daya mencapai 377 MegaWatt. Meski pembangunan didukung oleh pendanaan Amerika Serikat atas visi Barrack Obama mengenai program 10000 MW energi terbarukan, namun pembangunan ini menuai kontroversi karena mengancam keberadaan satwa liar di sekitar gurun.
b.      Photovoltaic
Sel surya atau sel photovoltaic adalah alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Dibuat pertama kali pada tahun 1880 oleh Charles Fritts.
Pembangkit listrik tenaga surya tipe photovoltaic adalah pembangkit listrik yang menggunakan perbedaan tegangan akibat efek fotoelektrik untuk menghasilkan listrik. Solar panel terdiri dari 3 lapisan, lapisan panel P di bagian atas, lapisan pembatas di tengah, dan lapisan panel N di bagian bawah. Efek fotoelektrik adalah di mana sinar matahari menyebabkan elektron di lapisan panel P terlepas, sehingga hal ini menyebabkan proton mengalir ke lapisan panel N di bagian bawah dan perpindahan arus proton ini adalah arus listrik.
B.     Prinsip Kerja

Prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya yaitu mengubah energi surya menjadi energi litrik. Sinar matahari mengenai solar panel, masuk kedalam solar charg controller, arus disini masih dalam keadaan DC. Lalu dialirkan ke baterai, disini masuk kedalam inverter untuk mengubah arus DC menjadi AC lalu dapat dimanfaatkan untuk berbagai alat-alat elektronik.
C.     Gambar Desain/ Rangkaian
D.    Kelebihan dan Kelemahan
a.         Kelebihan
Ø  Panel surya ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim seperti pada kasus penggunaan bahan bakar fosil karena panel surya tidak memancarkan gas rumah kaca yang berbahaya seperti karbon dioksida.
Ø  Panel surya memanfaatkan energi matahari dan matahari adalah bentuk energi paling berlimpah yang tersedia di planet .
Ø  Panel surya mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan yang sangat rendah karena tidak ada bagian yang bergerak.
Ø  Panel surya tidak memberikan kontribusi terhadap polusi suara dan bekerja dengan sangat diam.
Ø  Banyak negara di seluruh dunia menawarkan insentif yang menguntungkan bagi pemilik rumah yang menggunakan panel surya. 
Ø  Harga panel surya terus turun meskipun  masih harus bersaing dengan bahan bakar fosil.
Ø  Tidak diharuskan membeli semua panel surya yang diperlukan dalam waktu yang sama, tetapi dapat dibeli secara bertahap yang berarti tidak perlu melakukan investasi besar secara instan.
Ø  Panel surya tidak kehilangan banyak efisiensi dalam masa pakai  yang mencapai 20  tahun.
Ø  Masa pakainya yang panjang, mencapai 25-30 tahun, menggaransi penggunanya akan menghemat biaya energi dalam jangka panjang pula.

b.      Kekurangan
Ø  Panel surya masih relatif mahal, bahkan meskipun setelah banyak mengalami penurunan harga. Harga panel rumah sedang saat ini ser IDR27.500/wp (watt peak) .
Ø  Panel surya masih perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan karena banyak sinar matahari terbuang sia-sia dan berubah menjadi panas. Rata-rata panel surya saat ini mencapai efisiensi kurang dari 20%.
Ø  Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over-heating  pada panel surya.
Ø  Panel surya terbuat dari beberapa bahan yang tidak ramah lingkungan.
Ø  Daur ulang panel surya yang tak terpakai lagi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan jika tidak dilakukan dengan hati-hati karena silikon, selenium, kadmium, dan sulfur heksafluorida (merupakan gas rumah kaca), kesemuanya dapat ditemukan di panel surya dan bisa menjadi sumber pencemaran selama proses daur ulang.
E.     Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Indonesia
Diantara beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia tersentralisasi yang memiliki skala besar antara lain adalah :
1.      PLTS di Kabupaten Karangasem, Bali dengan kapasitas 1 MW.
2.      PLTS di Kabupaten Bangli, Bali dengan kapasitas 1 MW.
3.      PLTS di Pulau Gili Trawangan (NTB) berkapasitas 600 kWp.
4.      PLTS di Pulau Gili Air (NTB) dengan kapasitas 160 kWp.
5.      PLTS di Pulau Gili Meno (NTB) dengan kapasitas 60 kWp.
6.      PLTS di Pulau Medang, Sekotok, Moyo, Bajo Pulo, Maringkik, dan Lantung dengan total kapasitas 900 kWp.
7.      PLTS Raijua (Kabupaten Sabu Raijua, NTT) dengan kapasitas 150 kWp.
8.      PLTS Nule (Kab. Alor, NTT) dengan kapasitas 250 kWp.
9.      PLTS Pura (Kab. Alor, NTT) dengan kapasitas 175 kWp.
10.  PLTS Solor Barat (Kab. Flores Timur, NTT) dengan kapasitas 275 kWp.
11.  PLTS Morotai (Maluku Utara) dengan kapasitas 600 kWp.
12.  PLTS Kelang (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
13.  PLTS Pulau Tiga (Maluku) dengan kapasitas 75 kWp.
14.  PLTS Banda Naira (Maluku) (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
15.  PLTS Pulau Panjang (Maluku) dengan kapasitas 115 kWp.
16.  PLTS Manawoka (Maluku) dengan kapasitas 115 kWp.
17.  PLTS Tioor (Maluku) (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
18.  PLTS Kur (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
19.  Kisar (Maluku) dengan kapasitas 100 kWp.
20.  PLTS Wetar (Maluku) dengan total kapasitas 100 kWp.
21.  PLTS Kabaena (Sulawesi Tenggara) dengan kapasitas 200 kWp.
Indonesia, melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN) pun masih berusaha menambah jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia. Baik menambah jumlah pembangkitnya maupun kapasitas listrik yang dihasilkannya. PLTS-PLTS baru tersebut akan dibangun di pulau-pulau kecil Indonesia.



Kode Kehormatan Gerakan Pramuka

  Kode Kehormatan Gerakan Pramuka ialah suatu norma atau nilai – nilai luhur dalam kehidupan para anggota  Pramuka yang merupakan ukuran ata...