A. Pengertian
Pantun
Pantun merupakan puisi melayu lama asli indonesia yang terdiri dari
sampiran dan isi dengan rima a-b-a-b. Kata “pantun” berasal dari bahasa jawa
kuno yaitu tuntun, yang berarti mengatur atau menyusun. Pantun adalah sebuah
karya yang tidak hanya memiliki rima dan irama yang indah, namun juga mempunyai
makna yang penting. Pantun awalnya merupakan karya sastra indonesia lama yang
diungkapkan secara lisan, namun seiring berkembangnya zaman sekarang pantun mulai
diungkapkan tertulis.
Pantun merupakan karya yang dapat menghibur sekaligus mendidik dan menegur.
Pantun merupakan ungkapan perasaan dan pikiran, karena ungkapan tersebut
disusun dengan kata-kata hingga sedemikian rupa sehingga sangat menarik untuk
didengar atau dibaca. Pantun menunjukkan bahwa indonesia memiliki ciri khas
tersendiri untuk mendidik dan menyampaikan hal yang bermanfaat.
B.
Ciri-ciri Pantun
Ciri-ciri utama pantun adalah sebagai berikut :
1. Pantun
mempunyai bait, setiap bait pantun disusun oleh baris-baris. Satu bait terdiri
dari 4 baris.
2. Setiap
baris terdiri dari 8-12 suku kata.
3. Setiap
baris terdiri dari 4-6 kata
4. Setiap
bait pantun terdiri dari sampiran dan isi. Baris pertama dan kedua merupakan
sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi.
5. Pantun
bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a- (tidak boleh a-a-b-b atau sajak lain).
Menurut Abdul Rani (2006:23) mengatakan bahwa
ciri-ciri pantun sebagai berikut :
1. Terdiri
dari empat baris
2. Tiap
baris terdiri dari 9-10 kata
3. Dua
baris pertama disebut sampiran sedangkan dua baris berikutnya berisi apa maksud
si pemantun yang mana di bagian ini disebut isi pantun.
C. Kaidah
Kebahasaan Pantun
Kaidah kebahasaan atau unsur kebahasaan teks pantun diantaranya yaitu
adanya diksi, bahasa kiasan, imaji, dan juga bunyi.
1.
Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam
penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
seperti yang diharapkan.
2.
Bahasa kiasan adalah bahasa yang digunakan pelantun
untuk menyampaikan makna secara tidak langsung . Bahasa kiasan ini biasanya
berupa peribahasa atau ungkapan tertentu untuk menyampaikan makna berita.
3.
Imaji penggambaran yang dicipatakan oleh pelantun
secara tidak langsung. Hal yang dapat dilihat atau seolah-olah digambarkan
dalam teks pantun adalah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji
auditif), atau dirasa (imaji taktil).
4.
Bunyi biasanya muncul dari kiasan, imaji, serta diksi
yang diciptakan ketika menuturkan pantun. Dalam bunyi, akan terlihat unsur rima
(rhyme) dan ritme (rhytm). Rima merupakan unsur pengulangan bunyi pada pantun,
sedangkan irama adalah turun naiknya suara secara teratur. Bunyi selain untuk
memperindah bunyi pantun, diciptakan juga agar pelantun dan pendengar lebih
mudah mengingat serta mengaplikasikan pesan moral dan spiritual yang terdapat
dalam teks pantun.
D. Syarat-syarat
Pantun
Adapun syarat-syarat pantun antara
lain sebagai berikut...
1.
Satu bait pantun terdiri dari 4 baris
2.
Baris ke -1 dan ke-2 adalah sampiran dan
baris ke-3 dan ke-4 adalah isi pantun
3.
Satu baris pantun terdiri dari 8-12 suku
kata
4.
Pantun bersajak a-b-a-b
E. Peran
Pantun
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan
sebagai penjaga fungsi kata
dan
kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang
makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa
suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang
kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun
biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan
bermain-main dengan kata. Namun, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai
alat penguat penyampaian pesan.
F.
Struktur Pantun
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran
terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi
pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan
dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam
pantun di bawah ini:
Air dalam bertambah
dalam
Hujan di hulu belum
lagi teduh
Hati dendam bertambah
dendam
Dendam dahulu belum
lagi sembuh
Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam
pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri
atas 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.
G. Macam-macam
pantun
1.
Menurut Nursisto dalam buku Ikhtisar Kesusastraan
Indonesia (2000:11-14) membagi jenis-jenis pantun yakni :
a.
Berdasarkan isinya, pantun dibagi menjadi tiga: (1)
pantun kanak-kanak : pantun bersukacita dan pantun berdukacita, (2) pantun muda
: pantun nasib/dagang dan pantun perhubungan. Pantun perhubungan terbagi lagi
menjadi pantun perkenalan, pantun berkasih-kasihan, pantun perceraian, dan
pantun beriba hati. Dan (3) pantun tua : pantun adat, pantun agama, dan pantun
nasihat.
b.
Berdasarkan banyaknya baris tiap bait dibagi menjadi:
(1) pantun dua seuntai atau pantun kilat, (2) pantun empat seuntai atau pantun
empat serangkum, (3) pantun enam seuntai atau delapan seuntai, atau pantun enam
serangkum, delapan serangkum (talibun).
2.
Menurut Abdul Rani (2006:23-27) mengklasifikasikan
jenis-jenis pantun berdasarkan isinya yaitu :
a.
Pantun anak-anak, terdiri dari : pantun anak-anak
jenaka, pantun anak kedukaan, dan pantun anak teka-teki,
b.
Pantun muda-mudi, terdiri dari : pantun muda mudi
kejenakaan, pantun muda-mudi dagang, pantun muda-mudi cinta kasih, dan pantun
muda-mudi ejekan.
c.
Pantun tua, terdiri dari : pantun tua kiasan, pantun
tua nasihat, pantun tua adat, pantun tua agama, dan pantun tua dagang
3.
Menurut Effendi (1983:29), membagi pantun menurut
jenis dan isinya yakni:
a.
Pantun anak-anak, berdasarkan isinya dibedakan menjadi
4: pantun bersukacita, pantun berdukacita, pantun jenaka atau pantun teka-teki
b.
Pantun orang muda, berdasarkan isinya dibagi 5 :
pantun dagang atau pantun nasib, pantun perkenalan, pantun berkasih-kasihan,
pantun perceraian dan pantun beriba hati
c.
Pantun orang tua, berdasarkan isinya terbagi 3 :
pantun nasihat, pantun adat, dan pantun agama
4.
Menurut Suroto (1989:44-45), jenis jenis pantun
terbagi menjadi dua yaitu:
a.
Menurut isinya, terdiri dari : pantun anak-anak
(biasanya berisi permainan), pantun muda mudi (biasanya berisi percintaan),
pantun orang tua (biasanya berisi nasihat atau petuah), pantun jenaka (biasanya
berisi sindiran sebagai bahan kelakar), dan pantun teka-teki
b.
Menurut bentuk atau susunannya, terbagi dua yakni
a)
Pantun berkait, yaitu pantun yang selalu berkaitan
antara bait pertama dengan bait yang kedua, bait kedua dengan bait ketiga dan
seterusnya. Adapun susunan kaitannya adalah baris kedua bait pertama menjadi
baris pertama pada bait kedua, baris keempat bait pertama dijadikan baris
ketiga pada bait kedua dan seterusnya.
b)
Pantun kilat, sering disebut juga karmina, ialah
pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama merupakan sampiran sedang
baris kedua merupakan isi. Sebenarnya asal mula pantun ini juga terdiri atas
empat baris, tetapi karena barisnya pendek-pendek maka seolah-olah kedua baris
pertama diucapkan sebagai sebuah kalimat, demikian pula kedua baris yang
terakhir.
H. Contoh-contoh
Pantun
1.
Pantun Anak-anak
Contoh :
·
Elok Rupa kembang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
·
Ekor panjang si ikan pari
Jenur satu di atas pohon
Adik menangis sepanjang hari
Minta ibu belikan balon
·
Burung belibis dan burung balam
Berkicau merdu di hutan rimba
Adik menangis sepanjang malam
Inginkan sepeda beroda lima
·
Adik duduk depan halaman
Nenek lihat dengan heran
Aku datang ke rumah paman
Hari minggu saat liburan
·
Beli sabun beli blewah
Sayang sekali uangnya kurang
Main ke kebun turun ke sawah
Bersama paman hatiku riang
·
Akar alang entah menghilang
Tumbuh bukan sebagai tanaman
Hati senang bukan kepalang
Bermain bola bersama teman
·
Dengar lagu berirama
Tertawalah si adik manja
Mari main bersama-sama
Jangan duduk sendiri saja
·
Lihatlah burung kutilang
Terbang tinggi dia pulang
Mainlah dengan senang
Jadi anak
yang periang
·
Pagi hari baca koran
Baca berita orang hilang
Bermain kejar-kejaran
Badan sehat hati senang
·
Beli kain warna merah
Sungguh indah dipandang mata
Kalau main jangan marah
Senang saja bersuka cita
·
Terbang tinggi burung pelatuk
Datang pula burung pungguk
Bahagianya dengarkan atuk
Berdongeng sampai terbatuk-batuk
2. Pantun Orang
Muda / Remaja
Contoh:
·
Naik Motor merknya Honda
Pergi sebentar kerumah Hanapi
Bila cinta mekar di dada
Siang terkenang malam termimpi
·
Jalan-jalan ke pantai lovina
Sempatkan diri menyantap ikan
Cewek cantik yang duduk disana
Bolehkah kita berkenalan ?
·
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi
·
Hisap rokok
tembakau Cina,
Asap keluar
berbunga-bunga;
Jangan marah
abang bertanya,
Si gadis
jelita siapa namanya?
·
Awalnya bertemu artis tara
Artisnya bersuara merdu
Bila rindu mulai membara
Itulah tanda cinta berpadu
·
Dari hulu menuju kanal
Jangan lagi bali ke hulu
Maunya sih kepengin kenal
Apalah daya hati malu
Apalah daya hati malu
·
Pergi ke pasar membeli sandal
Jangan lupa membawa doku
Kalau memang kepingin kenal
Katakan saja tak usah malu
Jangan lupa membawa doku
Kalau memang kepingin kenal
Katakan saja tak usah malu
·
Kalau cerdik cobalah terka
Gulalah tebu manis rasanya
Wahai adik cantik jelita
Bolehkah aku tahu namanya?
Gulalah tebu manis rasanya
Wahai adik cantik jelita
Bolehkah aku tahu namanya?
·
Gali lubang buat petakan
Buatlah lubang di dekat rawa
Kalau abang mau kenalan
Datanglah abang ke rumah saya
Buatlah lubang di dekat rawa
Kalau abang mau kenalan
Datanglah abang ke rumah saya
3.
Pantun Orang Tua
Contoh:
·
Supaya tangan tidak terluka
Jangan
dikepit hulunya kapak
Supaya Tuhan
tidak murka
Jangan
sakiti Ibu dan Bapak
·
Pisang emas dibawa berlayar,
masak sebiji
diatas peti.
Hutang emas
boleh dibayar,
hutang budi
dibawa mati.
·
Bunga melati bunga di darat,
bunga seroja
di tepi kali.
Hina besi
karena karan,
hina manusia
tidak berbudi
·
Pinang muda dibelah dua,
manik-manik
mati di rembah.
Dari muda
sampai ke tua,
pengajaran
baik jangan diubah.
·
Di tepi kali saya menyinggah,
menghilang
penat menahan jerat.
Orang tua
jangan disanggah,
agar selamat
dunia akhirat.
·
Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
·
Tanam bunga di dalam taman
Hendaknya jangan terlalu rapat
Wahai insan orang beriman
Adzan terdengar segera shalat
·
Pohon nangka berbuah lebat
Bilalah masak harum
juga
Berumpun pusaka berupa
adat
Daerah berluhak alam
beraja
·
Perigi
bertimba dibuat mandi,
Membersih diri di pagi hari;
Menimba ilmu bersungguh hati.
Agar tidak menyesal kemudian hari.
·
Pergi ke
kebun nampak bunga,
Nampak bunga mulut ternganga;
Kuatkan iman di dada,
Supaya diri tidak ternoda.
·
Jangan suka menulis di atas kaca
Menulislah
diatas meja
Janganlah
menangis karena cinta
Menangislah
karena dosa
·
Anak elang jatuh ke rawa
Ditolong
oleh menjangan rusa
Kasih dan
sayang orang tua
Selalu ada
sepanjang masa
·
Hari rabu memetik kelapa
Airnya segar
hilang dahaga
Hormati Ibu
juga Bapak
Agar kelak
masuk surga
·
Dari apa kue lemang
Dari ketan
yang dipanggang
Waktu kecil
kita ditimang
Ayah Ibu
harus disayang
·
Bapak tani menanam tebu
Pembeli
datang bertanya harga
Wahai ananda
hormati Ibu
Karena Ibu jalan
ke surga
·
Empek-empek ditambah cuka
Tak
terbanding enaknya rasa
Coba lihat
anak durhaka
Di dunia
hidupnya tersiksa
·
Orang dahulu hidup di goa
Biawak hidup
di dalam rawa
Turuti
perintah orang tua
Tiap sholat
tak lupa berdoa
·
Mana mungkin ada buaya
Coba lihat
dengan cermat
Mana mungkin
hidup bahagia
Jika pada
orang tua tiada hormat
4.
Pantun Jenaka
Contoh:
·
Ikan gabus di rawa-rawa
Ikan sepat nyangkut dijaring
Perut sakit menahan tawa
Melihat gigi asu loncat ke piring
·
Ambil pisau pemotong daging
Dagingnya liat karena berotot
Melihat nenek bercelana leging
Mata cucu jadi melotot
·
Panas-panas kota Jakarta
Akibat pemanasan dunia
Bila ingin lulus sarjana
Tidur malam tanpa celana
·
Berjalan ke atas rotan
Liat bawah air ya kering
teringat adek di waktu
makan.
air mata jatuh ke piring.
·
Mangga muda jangan dibeli,
karena rasanya asam sekali.
Kusangka dia masih sendiri,.
Ternyata sudah punya 6
suami,.
·
Tanam pete dipinggir kali
petenya lari gak tau diri
Jangan miscall aja kalo
berani
Telpon gue kalo punya nyali
·
Butik berisi plaminan
Kotak malang melintang
Cantik tidak jdi jaminan
Ahlak yang di cari orang
·
Sekolah mencari bebek
Topi kotak di dalam butik
Biarlah aku berwajah jelek
Tapi ahlak berwajah cantik
·
Membeli baju dihari minggu.
Baju dibeli di dalam pasar,
Ingin peluk dirimu tapi aku
tak mampu.
Karena badanmu terlalu besar
·
Di sana kosong di sini kosong
Tidak ada batang tembakau
Bukan aku berkata bohong
Ada katak memikul kerbau
5.
Pantun Teka-teki
Contoh:
·
Tuan puteri belajar menari
Diajari oleh pak Harun
Kalau tuan bijak bestari
Apa yang naik tapi tak bisa turun
·
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian saya turun ke sawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala di bawah ?
·
Perut lapar segeralah makan
Agar sehat jangan terlalu kenyang
Sungguh indah warna warni ikan
Ikan apa yang tidak bisa berenang?
·
Ke Ragunan ngajak cewek
Lihat binatang matanya melek
Lihat jerapah lehernya tinggi tegak
Gajah apa yang belalainya pendek?
·
Cari uang ke pasar baru
Wujudkan mimpi jadi kaya
Kalau mau kaya manusia mampu
Lalu binatang apa yang kaya ?
·
Pergi ke pasar membeli bawang
Siapkan keluarga sajian soto
Lihat ular di kebun binatang
Kadal apa yang ada di toko?
·
Ke Sleman mendaki gunung
Sampai di puncak terasa lelah
10 orang memakai satu payung
Mengapa tak satu pun yang basah?
·
Siapa pun ingin jadi orang senang
Kecuali yang mau selalu hidup susah
Semua pasti basah jika ikut berenang
Orang apa yang rambutnya tidak basah?
·
Diberikan obat tidak mau terima
Karena wajah putih kiranya pucat
Becak cantik karena cat berganti warna
Becak apa yang tidak bisa di cat?
·
Jalan-jalan ke Kota Kendari
Beli oleh-oleh buat kemenakan
Jawablah teka teki ini jika pandai
Apa persamaan KTP dan Telur Asin?
·
Jangan gaduh kalau ada masalah
Hiduplah rukun anakku tersayang
Sekalipun dicari-cari agak susah
Namun ketemu langsung dibuang?
·
Ada si tuan pakai celana,
Melihat bintang di malam hari,
Jikalau tuan memang bijaksana,
Binatang apa tanduk di kaki?
·
Belayar kapal dari Berandan,
Menuju arah Selat Malaka,
Lebar kepala daripada badan,
Apakah itu cobalah terka?
·
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung?
·
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala di bawah?
·
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya?
·
Terbang tinggi si burung helang
Hinggap di atas pohon meranti
Anak ramai ibunya seorang,
Bila bergesel berapi-rapi?
Hinggap di atas pohon meranti
Anak ramai ibunya seorang,
Bila bergesel berapi-rapi?
·
Pisau lipat dimainnya kera
Tangannya luka lalu terjun
Makan kuat tidak terkira
Kenyangnya tidak tahi bertimbun?
Tangannya luka lalu terjun
Makan kuat tidak terkira
Kenyangnya tidak tahi bertimbun?
·
Mulut manis hati
nak baik,
Itulah amalan turun temurun;
Benda apa yang akan naik,
Apabila saja hujan turun?
Itulah amalan turun temurun;
Benda apa yang akan naik,
Apabila saja hujan turun?