SALAM PRAMUKA
Salam
(Penghormatan) wajib dilakukan bagi semua anggota Pramuka. Salam adalah suatu
perwujudan dari pengharaan seseorang kepada orang lain atau dasar tata susila
yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Salam Pramuka adalah salam
yang digunakan dalam kegiatan kepramukaan.
A. Fungsi
Salam Pramuka
Salam digunakan untuk melahirkan disiplin,
tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke
luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling menyampaikan penghormatan
yang dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan.
Dalam menyampaikan salam, baik memakai
topi atau tidak, adalah sama, yaitu dengan melakukan gerakan penghormatan
B. Macam-macam
Salam Pramuka
Salam pramuka digolongkan menjadi 3 macam:
1.
Salam
biasa, yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka. Siapa yang
melihat dulu dialah yang harus memberi salam terlebih dahulu tanpa aba-aba,
tidak pandang pangkat, tua maupun muda. Salam tersebut dapat diberikan dengan
posisi apapun sambil tersenyum
2.
Salam
hormat, yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang
kedudukannya lebih tinggi. Salam hormat diberikan kepada:
•
Bendera
kebangsaan ketika dikibarkan atau diturunkan dalam suatu upacara.
•
JenazahA yang sedang lewat atau akan dimakamkan.
•
Kepala
Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para menteri dan
pejabat lainnya.
•
Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya.
3.
Salam
janji, yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang
dilantik. Pemberian salam pramuka dilakukan ketika dilakukan pengucapan janji
yaitu Tri Satya atau Dwi Satya. Salam janji juga diberikan pada saat pengucapan
janji Trisatya dalam acara Ulang Janji.
C. Cara
Menggunakan dan Mengucapkan Salam dengan Benar.
1.
Dalam
Keadaan Berhenti.
a)
Tanpa
baret/boni/topi.
•
Sikap
sempurna, dengan gerakan cepat tangan di angkat kearah pelipis kanan, siku-siku
15 derajat seorang kedepan, kelima jari tangan rapat satu sama lain, telapak
tangan seorang kebawah dan ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pelipis.
•
Pergelangan
tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju
kepada yang diberi salam.
•
Jika
selesai Salam, maka tangan di kembalikan secara cepat ke sikap sempurna
kembali.
b)
Memakai
baret/boni.
•
Sikap
sempurna, dengan gerakan cepat tangan di angkat kearah pelipis kanan, siku-siku
15 derajat seorang kedepan, kelima jari tangan rapat satu sama lain, telapak
tangan seorang kebawah dan ujung jari tengah dan telunjuk mengenai tepi bawah
dan peci setinggi pelipis.
•
Pergelangan
tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju
kepada yang diberi salam.
•
Jika
selesai Salam, maka tangan di kembalikan secara cepat ke sikap sempurna
kembali.
c)
Memakai
topi.
•
Sikap
sempurna, dengan gerakan cepat tangan di angkat kearah pelipis kanan, siku-siku
15 derajat seorang kedepan, kelima jari tangan rapat satu sama lain, telapak
tangan seorang kebawah dan ujung jari tengah dan telunjuk mengenai ujung kelep
•
Pergelangan
tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju
kepada yang diberi salam.
•
Jika
selesai Salam, maka tangan di kembalikan secara cepat ke sikap sempurna
kembali.
d)
Membawa/menggunakan
tongkat Pramuka
Sikap sempurna, tongkat ditangan kanan disamping
badan, diangkat sedikit, tangan kiri ditekukkan kekanan depan dada (antara dada
dan perut), tangan kiri lurus rata-rata air kekanan, jari rapat dan ujung jari
tengah menyentuh tongkat, pandangan lurus kepada yang diberi salam atau kepala
dipalingkan kepada arah orang yang diberi salam.
2.
Dalam
keadaan berjalan.
a)
Jalan
biasa.
•
Dalam
keadaan jalan biasa kemudian melaksanakan salam pelaksanaannya sama seperti
no.1.a. dengan memalingkan muka atau kepala dan pandangan lurus tertuju kepada
orang diberi salam.
•
Pelaksanaan
salam + 3 langkah sesudahnya.
b)
Membawa/memakai
tongkat Pramuka.
•
Sikap
membawa Tongkat di muka badan.
Tongkat
dibawa/dipegang dua tangan dalam sikap membawa di muka badan, tangan tetap
dimuka badan dalam keadaan berjalan, dengan memalingkan kepala ke arah orang
yang diberi salam.
•
Tongkat
disandang dikanan.
Tetap dalam keadan
jalan biasa, tangan kanan memegang tali sandang dengan bentuk siku-siku
kedepan, tangan kiri ditekuk kekanan depan dada (seperti no.1.d.) kepala
dipalingkan kepada orang yang diberi salam.
•
Tongkat
disandang dikiri.
Tetap dalam
keadaan jalan biasa, tangan kiri memegang tali sandang, tangan kanan memberi
salam seperti salam biasa dan pandangan lurus kepada orang yang diberi salam.
3.
Dalam
keadaan membawa barang.
a)
Barang
Ringan.
Apabila mebawa
barang ringan di tangan kanan, maka barang tersebut dipindahkan ke tangan kiri,
dan melakukan salam seperti biasa no.1.a.b.c.
b)
Barang
berat.
Apabila membawa
barang yang berat atau membawa barang ditangan kiri dan kanan, maka salam cukup
memalingkan muka/kepala dan mengucapkan “salam” atau cukup mengucapkan “salam”
saja.
MOTTO GERAKAN PRAMUKA
Motto adalah semboyan yang diciptakan
dalam usaha untuk memberikan semangat kepada anggota dalam visi dan misi sebuah
lembaga. Motto Gerakan Pramuka merupakan semboyan tetap dan tunggal bagi
Gerakan Pramuka. Motto
Gerakan Pramuka wajib dihayati oleh anggota Pramuka agar sebagai Pramuka,
mereka tidak lepas dari upaya merealisasikan Satya dan mengamalkan Darma
Pramuka dalam seluruh aspek kehidupan.
Menanamkan motto Gerakan Pramuka
kepada peserta didik tidak dengan cara menghafal dan memahaminya saja. Motto
Gerakan Pramuka harus diselipkan dalam setiap kegiatan Kepramukaan, sehingga
penanaman motto dalam diri peserta didik berlangsung secara alamiah dan
bertahap. Di
dalam upaya meningkatkan kebanggaan dan kekompakan pasa satuan Gerakan Pramuka,
selain wajib menggunakan motto Gerakan Pramuka, juga diperbolehkan untuk
membuat motto satuan di satuan masing-masing.
Motto Gerakan Pramuka adalah “SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN”.
Kalimat sebagai motto Gerakan Pramuka tersebut mengandung arti janji (Satya)
harus dipegang teguh dengan cara mengamalkan Darma.
Penegasan kalimat “Satyaku
Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan” sebagai motto Gerakan Pramuka terdapat dalam
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Pasal 22. Kalimat atau frasa yang
dijadikan moto Gerakan Pramuka tersebut terdapat juga dalam lirik Satya Darma
Pramuka (Lagu Hymne Pramuka).
Motto Gerakan Pramuka adalah bagian
terpadu dalam proses Pendidikan Kepramukaan untuk mengingatkan setiap anggota
Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan artinya mereka mempersiapkan diri untuk
mengamalkan kode kehormatan Pramuka. Sebagai
bagian dari proses Pendidikan Kepramukaan, motto Gerakan Pramuka memberi
manfaat terhadap jiwa peserta didik. Beberapa
manfaat dari motto Gerakan Pramuka tersebut adalah sebagai berikut.
a. Menambah
rasa percaya diri pada setiap anggota Gerakan Pramuka
b. Menambah
semangat pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.
c. Menyiapkan
diri peserta didik dalam mengamalkan Satya dan Darma Pramuka
d. Menumbuhkan
dan meningkatkan rasa bangga sebagai Pramuka
e. Memiliki
budaya kerja yang melandasi pengabdiannya.
LAMBANG
GERAKAN PRAMUKA
Sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka pasal 48 dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab
VII Pasal 120, lambang Gerakan Pramuka adalah gambar bayangan (silhouette) tunas kelapa. Penjabaran
tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomor 06/KN/72 tentang Lambang
Gerakan Pramuka.
Pencipta lambang
ini adalah Kak Sunardjo Atmodipuro, seorang Andalan Nasional dan Pembina
Pramuka yang juga pegawai di Departemen Pertanian. Kak Soenardjo Atmodipoero
sendiri lahir pada tanggal 29 Pebruari 1909 di Blora dan meninggal pada tanggal
31 Mei 1979.
Pertama kali
lambang ciptaan Kak Sunardjo Atmodipuro ini dipergunakan sebagai lambang
Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961 saat Presiden Republik Indonesia
menganugerahkan Panji Kepramukaan kepada Gerakan Pramuka
Pengetahuan
terkait lambang Gerakan Pramuka juga menjadi salah satu materi dalam SKU yaitu
mulai SKU Siaga Mula, SKU Siaga Bantu, Siaga Tata (masing-masing pada syarat
nomor 6), serta SKU Penggalang Ramu (syarat no. 14).
Tunas Kelapa
dipilih sebagai lambang Gerakan Pramuka dengan mempertimbangkan makna filosofis
yang terkandung di dalamnya. Arti filosofi tersebut yaitu:
Ø Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan
cikal. Istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli pertama, yang
menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan
bahwa setiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa
Indonesia.
Ø Buah nyiur dapat bertahan lama dalam
keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa setiap
Pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet, serta
besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh
segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
Ø Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang
membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan diri dengan keadaan
sekelilingnya. Jadi lambang tersebut mengkiaskan bahwa setiap Pramuka dapat
menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang
bagaimana pun juga.
Ø Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan
merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang tersebut
mengkiaskan bahwa setiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus
yakni mulia, jujur dan tetap tegak tidak mudah diombang–ambingkan
sesuatu.
Ø Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam
tanah. Jadi lambang tersebut mengkiaskan tekad dan keyakinan setiap Pramuka
yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan landasan yang baik, benar, kuat
dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri
guna mencapai cita-citanya.
Ø Nyiur adalah pohon yang serba guna dari
ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah
manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan
tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat
manusia
Lambang Gerakan
Pramuka dapat digunakan antara lain pada Panji, Bendera, Papan Nama, Kwartir
dan Satuan, Tanda Pengenal dan Alat Administrasi Gerakan Pramuka. Penggunaan
tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingat dan menanamkan
pada setiap Anggota Pramuka, agar memiliki sifat dan keadaan seperti arti
kiasan lambang tunas kelapa itu.