Minggu, 11 September 2022

Kode Kehormatan Gerakan Pramuka

 Kode Kehormatan Gerakan Pramuka ialah suatu norma atau nilai – nilai luhur dalam kehidupan para anggota  Pramuka yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku seorang anggota Gerakan Pramuka di masyarakat. Kode Kehormatan Gerakan Pramuka memiliki dua makna,

  1.      Makna Kode Kehormatan Gerakan Pramuka sebagai Janji/Satya, yaitu tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji, janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan. Janji ini juga dapat disebut sebagai titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial, dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
  2.    Makna Kode Kehormatan Gerakan Pramuka sebagai Darma yang merupakan kode etik organisasi Gerakan Pramuka. Darma juga merupakan landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui Kepramukaan. Selain itu juga Darma merupakan alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur. Sebagai upaya memberi pengalaman praktis.

Berdasarkan makna dari Kode Kehormatan Gerakan Pramuka, maka Kode Kehormatan Gerakan Pramuka dibagi menjadi dua jenis, yaitu Satya dan Darma. Kode Kehormatan Gerakan Pramuka berbeda-beda di masing-masing tingkatannya. Siaga, Penggalang, Penegak, Dan Pandega, keempatnya memiliki kode kehormatannya masing-masing.

  •        Siaga dengan Dwi Satya dan Dwi Darma
  •        Penggalang dengan Tri Satya dan Dasa Darma
  •        Penegak dengan Tri Satya dan Dasa Darma
  •        Pandega dengan Tri Satya dan Dasa Darma.

 

Kode Kehormatan Gerakan Pramuka pada Golongan Penggalang yaitu Tri Satya dan Dasa Darma.

Tri Satya merupakan tiga janji yang secara sukarela diucapkan dan diamalkan oleh seorang Pramuka Penggalang. Tri Satya antara Penggalang, Penegak dan Pandega itu berbeda. Berikut merupakan isi dari Tri Satya Golongan Penggalang:


Tri Satya

 Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh

1)    Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila

2)    Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat

3)    Menepati Dasa Darma






Setelah mengetahui tentang isi Tri Satya, apakah adik-adik bisa menebak ada berapa kewajiban yang ada dalam Tri Satya? Silahkan di cari tau ya.

 

Dasa Darma Pramuka

 

1. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

3. Patriot yang sopan dan ksatria

4. Patuh dan suka bermusyawarah

5. Rela menolong dan tabah

6. Rajin, terampil dan gembira

7. Hemat, cermat dan bersahaja

8. Disiplin, berani dan setia

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

 

Dasa Darma merupakan 10 perilaku baik yang harus dimiliki dan diamalkan oleh seorang pramuka. Dasa Darma antara Penggalang, Penegak dan Pandega tidak memiliki perbedaan. Dasa Darma dapat adik-adik jadikan sebagai pedoman hidup, karena Darma-Darma yang ada pada Dasa Darma merupakan hal-hal yang adik-adik temui setiap harinya. Adapun isi dari Dasa Darma adalah sebagai berikut:

Setelah mengetahui tentang isi Dasa Darma, silahkan adik-adik mencari tahu mengenai pengamalan Dasa Darma dalam kehidupan sehari-hari.

Sejarah dan Kiasan Warna serta Cara Menggunakan Bendera Merah Putih

  

A.  SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH

Penggunaan lambang merah putih telah sejak lama dilakukan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Dari bukti-bukti sejarah, warna merah putih telah digunakan dan dimuliakan jauh sebelum Indonesia merdeka. Bendera merah putih pertama kali berkibar di benua Eropa pada tahun 1922 oleh Perhimpunan Indonesia di Belanda, berupa bendera merah putih dengan kepala banteng di tengahnya. Tanggal 28 Oktober 1928 adalah pertama kalinya bendera merah putih sebagai bendera kebangsaan berkibar dalam rangka Konggres Pemuda Indonesia di Jakarta. Tanggal 17 Agustus 1945, setelah proklamasi kemerdekaan, bendera merah putih dikibarkan. Momentum ini adalah pertama kalinya bendera merah putih sebagai bendera kebangsaan berkibar di bumi Indonesia yang merdeka.

Bendera yang dikibarkan  sesaat setelah  Proklamasi disebut bendera Pusaka dan selanjutnya setiap tanggal 17  Agustus  dikibarkan. Namun sejak tahun 1969, karena sudah sangat tua, bendera tersebut tidak dikibarkan dan dibuatkan duplikatnya. Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun 1944. Bendera berbahan katun berukuran 276 x 200 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI.

 

B.  ARTI KIASAN WARNA PADA BENDERA MERAH PUTIH

Bendera merah putih mempunyai makna, merah melambangkan keberanian dan semangat sedangkan putih melambangkan kebersihan hati, kesucian dan rasa iklas. Selain itu merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia.

 

C.  UKURAN BENDERA MERAH PUTIH

Secara umum Bendera Merah Putih memiliki bentuk persegi panjang. Ukuran Bendera Merah Putih memiliki perbandingan lebar dan panjang 2:3. Akan tetapi ada aturan-aturan tertentu yang mengatur terkait ukuran standar Bendera Merah Putih yang dipasang di berbagai tempat dan alat. Berikut adalah detilnya:

1.     Istana Negara: 200cm x 300cm

2.    Lapangan umum: 120cm x 180cm

3.    Di dalam ruangan: 100cm x 150cm

4.    Mobil presiden dan wakil presiden: 36cm x 54cm

5.    Mobil pejabat negara: 30cm x 45cm

6.    Kendaraan umum: 20cm x 30cm

7.    Kapal: 100cm x 150cm

8.    Kereta api: 100cm x 150cm

9.    Pesawat: 30cm x 45cm

10. Meja: 10cm x 45 cm

 

D.  TATACARA PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH

Bendera merah putih dikibarkan pada waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam. Dalam keadaan tertentu pengibaran Bendera Negara dapat dilakukan pada malam hari. Cara menaikkan dan menurunkan Bendera Merah Putih harus dengan pelan dan hikmat. Jika menaikkan bendera Merah Putih setengah tiang, harus dinaikkan ke puncak tiang dahulu, berhenti sebentar baru di turunkan separuh. Demikian juga saat menurunkan bendera setengah tiang, harus dinaikkan sampai puncak tiang lebih dulu dihentikan sebentar dan baru di turunkan. Bendera Merah Putih tidak boleh menyentuh tanah.

SALAM, MOTTO DAN LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

 

SALAM PRAMUKA

 

Salam (Penghormatan) wajib dilakukan bagi semua anggota Pramuka. Salam adalah suatu perwujudan dari pengharaan seseorang kepada orang lain atau dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Salam Pramuka adalah salam yang digunakan dalam kegiatan kepramukaan.

 

A.    Fungsi Salam Pramuka

Salam digunakan untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan.

Dalam menyampaikan salam, baik memakai topi atau tidak, adalah sama, yaitu dengan melakukan gerakan penghormatan

 

B.    Macam-macam Salam Pramuka

Salam pramuka digolongkan menjadi 3 macam:

1.     Salam biasa, yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka. Siapa yang melihat dulu dialah yang harus memberi salam terlebih dahulu tanpa aba-aba, tidak pandang pangkat, tua maupun muda. Salam tersebut dapat diberikan dengan posisi apapun sambil tersenyum

2.     Salam hormat, yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang kedudukannya lebih tinggi. Salam hormat diberikan kepada:

       Bendera kebangsaan ketika dikibarkan atau diturunkan dalam suatu upacara.

       JenazahA yang sedang lewat atau akan dimakamkan.

       Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para menteri dan pejabat lainnya.

       Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

3.     Salam janji, yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang dilantik. Pemberian salam pramuka dilakukan ketika dilakukan pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya. Salam janji juga diberikan pada saat pengucapan janji Trisatya dalam acara Ulang Janji.

 

C.    Cara Menggunakan dan Mengucapkan Salam dengan Benar.

1.     Dalam Keadaan Berhenti.

a)     Tanpa baret/boni/topi.

      Sikap sempurna, dengan gerakan cepat tangan di angkat kearah pelipis kanan, siku-siku 15 derajat seorang kedepan, kelima jari tangan rapat satu sama lain, telapak tangan seorang kebawah dan ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pelipis.

      Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi salam.

      Jika selesai Salam, maka tangan di kembalikan secara cepat ke sikap sempurna kembali.

b)    Memakai baret/boni.

       Sikap sempurna, dengan gerakan cepat tangan di angkat kearah pelipis kanan, siku-siku 15 derajat seorang kedepan, kelima jari tangan rapat satu sama lain, telapak tangan seorang kebawah dan ujung jari tengah dan telunjuk mengenai tepi bawah dan peci setinggi pelipis.

       Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi salam.

       Jika selesai Salam, maka tangan di kembalikan secara cepat ke sikap sempurna kembali.

c)     Memakai topi.

       Sikap sempurna, dengan gerakan cepat tangan di angkat kearah pelipis kanan, siku-siku 15 derajat seorang kedepan, kelima jari tangan rapat satu sama lain, telapak tangan seorang kebawah dan ujung jari tengah dan telunjuk mengenai ujung kelep

       Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi salam.

       Jika selesai Salam, maka tangan di kembalikan secara cepat ke sikap sempurna kembali.

d)    Membawa/menggunakan tongkat Pramuka

Sikap sempurna, tongkat ditangan kanan disamping badan, diangkat sedikit, tangan kiri ditekukkan kekanan depan dada (antara dada dan perut), tangan kiri lurus rata-rata air kekanan, jari rapat dan ujung jari tengah menyentuh tongkat, pandangan lurus kepada yang diberi salam atau kepala dipalingkan kepada arah orang yang diberi salam.

2.     Dalam keadaan berjalan.

a)     Jalan biasa.

       Dalam keadaan jalan biasa kemudian melaksanakan salam pelaksanaannya sama seperti no.1.a. dengan memalingkan muka atau kepala dan pandangan lurus tertuju kepada orang diberi salam.

       Pelaksanaan salam + 3 langkah sesudahnya.

b)    Membawa/memakai tongkat Pramuka.

       Sikap membawa Tongkat di muka badan.

Tongkat dibawa/dipegang dua tangan dalam sikap membawa di muka badan, tangan tetap dimuka badan dalam keadaan berjalan, dengan memalingkan kepala ke arah orang yang diberi salam.

       Tongkat disandang dikanan.

Tetap dalam keadan jalan biasa, tangan kanan memegang tali sandang dengan bentuk siku-siku kedepan, tangan kiri ditekuk kekanan depan dada (seperti no.1.d.) kepala dipalingkan kepada orang yang diberi salam.

       Tongkat disandang dikiri.

Tetap dalam keadaan jalan biasa, tangan kiri memegang tali sandang, tangan kanan memberi salam seperti salam biasa dan pandangan lurus kepada orang yang diberi salam.

3.     Dalam keadaan membawa barang.

a)     Barang Ringan.

Apabila mebawa barang ringan di tangan kanan, maka barang tersebut dipindahkan ke tangan kiri, dan melakukan salam seperti biasa no.1.a.b.c.

b)    Barang berat.

Apabila membawa barang yang berat atau membawa barang ditangan kiri dan kanan, maka salam cukup memalingkan muka/kepala dan mengucapkan “salam” atau cukup mengucapkan “salam” saja.

 


 

MOTTO GERAKAN PRAMUKA

 

Motto adalah semboyan yang diciptakan dalam usaha untuk memberikan semangat kepada anggota dalam visi dan misi sebuah lembaga. Motto Gerakan Pramuka merupakan semboyan tetap dan tunggal bagi Gerakan Pramuka. Motto Gerakan Pramuka wajib dihayati oleh anggota Pramuka agar sebagai Pramuka, mereka tidak lepas dari upaya merealisasikan Satya dan mengamalkan Darma Pramuka dalam seluruh aspek kehidupan.

Menanamkan motto Gerakan Pramuka kepada peserta didik tidak dengan cara menghafal dan memahaminya saja. Motto Gerakan Pramuka harus diselipkan dalam setiap kegiatan Kepramukaan, sehingga penanaman motto dalam diri peserta didik berlangsung secara alamiah dan bertahap. Di dalam upaya meningkatkan kebanggaan dan kekompakan pasa satuan Gerakan Pramuka, selain wajib menggunakan motto Gerakan Pramuka, juga diperbolehkan untuk membuat motto satuan di satuan masing-masing.

Motto Gerakan Pramuka adalah  SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN”. Kalimat sebagai motto Gerakan Pramuka tersebut mengandung arti janji (Satya) harus dipegang teguh dengan cara mengamalkan Darma.

Penegasan kalimat “Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan” sebagai motto Gerakan Pramuka terdapat dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Pasal 22. Kalimat atau frasa yang dijadikan moto Gerakan Pramuka tersebut terdapat juga dalam lirik Satya Darma Pramuka (Lagu Hymne Pramuka).

Motto Gerakan Pramuka adalah bagian terpadu dalam proses Pendidikan Kepramukaan untuk mengingatkan setiap anggota Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan artinya mereka mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka. Sebagai bagian dari proses Pendidikan Kepramukaan, motto Gerakan Pramuka memberi manfaat terhadap jiwa peserta didik. Beberapa manfaat dari motto Gerakan Pramuka tersebut adalah sebagai berikut.

a.     Menambah rasa percaya diri pada setiap anggota Gerakan Pramuka

b.     Menambah semangat pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.

c.     Menyiapkan diri peserta didik dalam mengamalkan Satya dan Darma Pramuka

d.     Menumbuhkan dan meningkatkan rasa bangga sebagai Pramuka

e.     Memiliki budaya kerja yang melandasi pengabdiannya.

 


 

LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

 


Sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 48 dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab VII Pasal 120, lambang Gerakan Pramuka adalah gambar bayangan (silhouette) tunas kelapa. Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomor 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.

Pencipta lambang ini adalah Kak Sunardjo Atmodipuro, seorang Andalan Nasional dan Pembina Pramuka yang juga pegawai di Departemen Pertanian. Kak Soenardjo Atmodipoero sendiri lahir pada tanggal 29 Pebruari 1909 di Blora dan meninggal pada tanggal 31 Mei 1979.

Pertama kali lambang ciptaan Kak Sunardjo Atmodipuro ini dipergunakan sebagai lambang Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961 saat Presiden Republik Indonesia menganugerahkan Panji Kepramukaan kepada Gerakan Pramuka

Pengetahuan terkait lambang Gerakan Pramuka juga menjadi salah satu materi dalam SKU yaitu mulai SKU Siaga Mula, SKU Siaga Bantu, Siaga Tata (masing-masing pada syarat nomor 6), serta SKU Penggalang Ramu (syarat no. 14).

Tunas Kelapa dipilih sebagai lambang Gerakan Pramuka dengan mempertimbangkan makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Arti filosofi tersebut yaitu:

Ø  Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. 

Ø  Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet, serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia. 

Ø  Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambang tersebut mengkiaskan bahwa setiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimana pun juga. 

Ø  Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang tersebut mengkiaskan bahwa setiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus yakni mulia, jujur dan tetap tegak tidak mudah diombang–ambingkan sesuatu. 

Ø  Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang tersebut mengkiaskan tekad dan keyakinan setiap Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya. 

Ø  Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia

 

Lambang Gerakan Pramuka dapat digunakan antara lain pada Panji, Bendera, Papan Nama, Kwartir dan Satuan, Tanda Pengenal dan Alat Administrasi Gerakan Pramuka. Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingat dan menanamkan pada setiap Anggota Pramuka, agar memiliki sifat dan keadaan seperti arti kiasan lambang tunas kelapa itu.

 

Senin, 27 April 2020

MODEL PEMBELAJARAN OSBORN DALAM PELAJARAN MATEMATIKA


1.      Model Pembelajaran
a.       Nama Model Pembelajaran :
Model pembelajaran yang akan dibahas adalah model pembelajaran Osborn.
b.      Hakikat Model Pembelajaran :
Model pembelajaran Osborn adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Model ini menerapkan prinsip belajar konstruktivisme, dimana teori konstruktivisme merupakan pendekatan pembelajaran melalui aktivitas siswa yang sifatnya prokatif dan reaktif dalam membangun pengetahuan melalui membaca, menyimak, meneliti, dan menyimpulkan. Model ini memaksimalkan kemampuan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Model pembelajaran Osborn adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan metode brainstorming. Teknik brainstorming adalah teknik untuk menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik (Guntur, 2008:1). Prinsip dari brainstorming adalah pentingnya memperoleh gagasan sebanyak mungkin, sekalipun gagasan tersebut nyeleneh, liar dan berani dan menunda atau tidak langsung memberikan penilaian terhadap gagasan yang muncul. Selain itu, dalam proses brainstorming siswa dituntut untuk mengeluarkan ide-ide sesuai dengan kapasitas pengetahuannya sehingga semua pendapat siswa dapat ditampung dan dijadikan pembelajaran bersama.
Menurut Ferdiansyah (2013), dalam peneraan metode brainstorming harus memenuhi empat ketentuan dasar yaitu :
a.    Focus pada kuantitas. Asusmsi yang berlaku disini adalah semakin banyak ide yang tercetus, kemungkinan ide yang menjadi solusi masalah semakin besar.
b.    Penundaan kritik. Dalam brainstorming kritikan atas ide yang muncul akan ditunda. Penilaian dilakukan diakhir sesi, hal ini untuk membuat para siswa bebas untuk memunculkan berbagai macam ide selama pembelajaran berlangsung.
c.    Sambutan terhadap ide yang tak biasa. Ide yang tak biasa muncul disambut dengan hangat. Bisa jadi ide yang tak biasa ini merupakan solusi yang aan memberikan perspektif yang bagus untuk kedepannya.
d.   Kombinasikan dan perbaiki ide. Ide-ide yang bagus dapat dikombinasikan menjadi satu ide yang lebih baik.
Menerapkan model pembelajaran Osborn dalam pembelajaran akan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan pendapat dengan bebas tanpa takut disalahkan, siswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri, memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok sehingga dibutuhkan pengaturan waktu yang lebih efektif dan efisien. Guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan arahan yang mempermudah siswa untuk menemukan ide-ide penyelesaian masalah yang paling tepat.
c.       5 Unsur dasar model pembelajaran Osborn
a)      Sintaks
Menurut Dahlan (2006), model pembelajaran Osborn memiliki enam tahap, yaitu sebagai berikut :
·         Orientasi
Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi pada siswa. Untuk membuka pemikiran siswa, guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa terkait materi pendukung pembelajaran. Guru membagi siswa dengan kelompok kecil dan membagikan LKS pada masing – masing kelompok. Guru menjelaskan masalah melalui situasi yang ada pada LKS secara umum dan siswa memperhatikan arahan yang diberikan oleh guru.
·         Analisis
Pada tahap ini siswa pada setiap kelompok mengidentifikasi permasalahan yang diberikan dalam LKS serta diundang untuk memberikan ide penyelesaian masalah sebanyak – banyaknya dan berdiskusi dengan kelompoknya.
·         Hipotesis
Pada tahap ini siswa mengungkapkan gagasannya (brainstorming) mengenai penyelesaian masalah yang diberikan pada LKS. Gagasan siswa ditulis pada kolom pendapat dan diusahakan untuk tidak dikritik.
·         Pengeraman
Semua ide pemecahan masalah dari masing – masing siswa didiskusikan dalam kelompoknya. Guru memantau jalannya diskusi tiap kelompok.
·         Sintesis
Pada tahap ini, guru membuat diskusi kelas, setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi mengenai penyelesaian masalah yang paling tepat menurut masing – masing kelompok. Dari beberapa gagasan yang ada, siswa diajak berpikir manakah gagasan yang terbaik.
·         Verifikasi
Pada tahap ini guru bersama dengan siswa mencoba menyimpulkan butir – butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah puas maka diambil pemecahan masalah beserta argumennya yang dianggap paling tepat. Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman materi pelajaran yang telah dibahas.
b)      Sistem Sosial
Sistem sosial adalah suasana atau norma yang berlaku dalam pembelajaran. Sistem sosial yang dianut model pembelajaran Osborn adalah memposisikan siswa sebagai pusat pembelajaran, menjunjung tinggi kehidupan sosial, dan memperhatikan perbedaan setiap siswa. Pada model pembelajaran Osborn siswa diberi kesempatan secara maksimal untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan mencurahkan ide-ide yang dimiliki masing-masing siswa.
c)      Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi menggambarkan bagaimana seharusnya seorang guru memnadang, memperlakukan, dan merespon siswa. Pada model pembelajaran Osborn ini, guru berperan sebagai fasilitator dan moderator. Sebagai fasilitataor, guru menyediakan sumber-sumber belajar, mendorong siswa untuk belajar, dan memberikan bantuan bagi siswa agar dapat menyampaikan ide-ide mereka terhadap permasalahan yang ada. Sebagai moderator, guru akan memimpin diskusi kelas, mengatur mekanisme sehingga diskusi kelas berjalan dengan lancar, dan mengarahkan diskusi sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai.
d)     Sistem Pendukung
Sistem pendukung adalah segala sarana, kondisi, bahan, alat atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran. Sistem yang diperlukan dalam model pembelajaran Osborn agar dapat terlaksana antara lain: keterampilan guru dalam pelaksanaan model pembelajaran Osborn, disiplin siswa dalam melaksanakan diskusi, dan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menerapkan model Osborn, Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mendukung model pembelajaran Osborn.
e)      Dampak Instruksional dan Dampang Pengiring
Dampak instruksional merupakan hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Dampak instruksional dari model pembelajaran Osborn adalah adanya penguasaan dan perolehan materi baru oleh siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa terkait dengan materi yang sedang dipelajari.
Dampak pengiring merupakan suatu dampak yang terjadi berdasarkan situasi yang timbul ketika model itu dilaksanakan. Dampak pengiring dari model pembelajaran Osborn adalah siswa akan belajar tentang saling menghargai ide/pendapat temannya, rendah hati, sikap positif terhadap matematika, memiliki kemandirian dalam memecahkan masalah, dan mampu bekerjasama dalam diskusi.


2.      Langkah-langkah Pembelajaran dan Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan yang dilakukan dalam penggunaan metode ini adalah pendekatan Saintifik. Pendekatan Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemkian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hokum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasikan atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hokum atau prinsip yang telah ditemukan. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Osborn melalui pendekatan Saintifik akan dijabarkan dalam tabel berikut ini:
Struktur
Kegiatan
Siswa
Guru
Pendahuluan
1.      Siswa memberikan salam kepada guru.
2.      Siswa merespon ketika guru mengecek kehadiran siswa.
3.      Siswa mengingat dan mereview kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya.




4.      Siswa menyimak dengan seksama penjelasan dari guru mengenai manfaat materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.





5.      Siswa mendengarkan dengan seksama.
6.      Siswa mencari kelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang disarankan oleh guru.
1.      Guru memberikan salam pada siswa.
2.      Guru mengecek kehadiran siswa.
3.      Guru memberikan apersepsi dengan mengarahkan dan memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajarai.

4.      Guru memberikan motivasi kepada siswa yaitu apabila materi yang dipelajari dikuasai dengan baik akan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masaah sehari-hari dan memahami materi selanjutnya.
5.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
6.      Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Pembangian kelompok bersifat heterogen baik berdasarkan jenis kelamin dan pengetahuan awal.
Inti
Orientasi
1.      Siswa mencermati masalah yang ada di LKS






2.      Siswa mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum dipahami





1.      Guru memberikan permasalahan kepada siswa terkait materi yang akan dipelajari yang disajikan dalam LKS dan meminta siswa mencermati masalah pada LKS
2.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai permasalahan di LKS
Analisis
3.      Siswa mengidentifikasi masalah pada LKS


4.      Siswa membaca sumber atau buku pegangan yang dimiliki untuk mengumpulkan informasi dan merencanakan solusi dari msalah yang ada

3.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah LKS
4.      Guru meminta siswa untuk membaca sumber belajar atau buku pegangan yang dimiliki untuk mengumpulkan informasi dan merencanakan solusi dari masalah yang ada
Hipotesis
5.      Siswa mengungkapkan gagasan (brainstorming) secara individu untuk menyelesaikan masalah dalam LKS dan dituliskan pada kolom pendapat.

5.      Guru memfasilitasi siswa dalam mengungkapkan gagasan (brainstorming) maupun menuliskan gagasan pada kolom pendapat secara individu mengenai permasalahan yang ada dalam LKS.
Pengeraman
6.      Siswa mendiskusikan semua ide dan gagasan dari masing-masing siswa ke dalam kelompok.

6.      Guru memantau jalannya diskusi setiap kelompok
Sintesis
7.      Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan dan kelompok yang menyajikan memberkan penjelasan

7.      Guru membuka kesempatan bagi setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan memberikan kesempatan bagi kelompok lain untuk memberikan tanggapan

Verifikasi
8.      Siswa mencermati penjelasan dari guru dan mencatat beberapa hal yang yang dianggap penting.

9.      Siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari.

8.      Guru memutuskan gagasan terbaik yang diambil dan menghasilkan jawaban yang paling tepat apabila terjadi perbedaan pendapat.
9.      Guru memfasilitasi siswa untuk membuat rangkuman materi yang telah dipelajari
Penutup
1.      Siswa menerima penghargaan yang diberikan guru.

2.      Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru.
1.      Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang aktif dalam pembelajaran.
2.      Guru memberikan kuis sebagai evaluasi

3.      Paradigma Kontruktivisme
Metode pembelajaran yang digunakan dalam model pembelajaran Osborn ialah kombinasi metode diskusi kelompok dan tanya jawab
Keberhasilan suatu model pembelajaran karena adanya beberapa metode pembelajaran di dalamnya. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran baik secara individual atau secara berkelompok, agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh seorang guru. Merujuk pada pengertian metode pembelajaran tersebut, kedudukan metode pembelajaran yaitu sebagai alat motivasi intrinsik, sebagai strategi pengajaran dan metode sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Dalam kaitannya, pembelajaran Osborn menurut kami sangat cocok dikombinasikan dengan metode diskusi kelompok dan tanya jawab karena pembelajaran Osborn merupakan model pembelajaran yang mengacu pada pandangan kontruktivisme dimana pengetahuan yang baru dibangun pada pengetahuan yang ada dengan mengkontruksikan pengetahuan dari fenomena-fenomena alam yang ada disekitar kita (Costu, 2008). Kami mengangkat dua kolaborasi metode sekaligus karena bagi kami jika hanya menggunakan satu metode kekurangan, kemonotonan akan sangat terlihat.
Dalam hal ini metode pembelajaran diskusi kelompok sangat baik digunakan dalam proses pembelajaran karena cara penyajian pelajaran yang dia tawarkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan arahan dan  bantuan guru, yang melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Mengingat sebuah metode mempunyai kelebihan dan kekurangan, maka untuk mencapai sebuah keberhasilan kami mengkombinasikannya dengan  metode pembelajaran tanya jawab dengan harapan perhatian siswa akan menjadi terpusat pada apa yang dijadikan tujuan. Dimana guru dan siswa secara bersama-sama mendiskusikan suatu permasalahan untuk mencapai kesepakatan bersama. Dengan harapan siswa siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai pemahaman tanpa terikat dengan tempat.
Berikut langkah-langkah kombinasi yang kami rancang dari metode pembelajaran diskusi kelompok dan tanya jawab sebagai berikut
      1)      Pendahuluan
       Guru memberikan apersepsi dan siswa meriview kembali materi sebelumnya. Setelah itu siswa           membentuk kelompok.
     2)      Inti
a) Guru memberikan permasalahan,siswa mencermati masalah yng ada di LKS dan mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum dipahami.
b)  Siswa mengidentifikasi masalah pada LKS dan mengumpulkan informasi melalui buku sumber.
c)    Guru memfasilitasi siswa untuk mengungkapkan gagasan.
d)   Siwa mendiskusikan semua gagasan dari semua kelompok dan guru memantau jalnnya diskusi.
e)    Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan memberikan tanggapan.
f)     Guru mrmutuskan gagasan terbaik dan siswa mencermati penjelasan dari guru.
    3)      Penutup
      Guru memberikan penghargaan dan memberikan kuis sebagai evaluasi.
Perspektif konstruktivis menyatakan belajar bukanlah murni fenomena stimulus-respon sebagaimana dikonsepsikan para behavioris, akan tetapi belajar adalah proses yang memerlukan pengaturan diri sendiri dan pembangunan struktur konseptual melalui refleksi dan abstraksi (Von Glaserfeld dalam Costu, 2008).

Kode Kehormatan Gerakan Pramuka

  Kode Kehormatan Gerakan Pramuka ialah suatu norma atau nilai – nilai luhur dalam kehidupan para anggota  Pramuka yang merupakan ukuran ata...