Senin, 27 April 2020

MODEL PEMBELAJARAN OSBORN DALAM PELAJARAN MATEMATIKA


1.      Model Pembelajaran
a.       Nama Model Pembelajaran :
Model pembelajaran yang akan dibahas adalah model pembelajaran Osborn.
b.      Hakikat Model Pembelajaran :
Model pembelajaran Osborn adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Model ini menerapkan prinsip belajar konstruktivisme, dimana teori konstruktivisme merupakan pendekatan pembelajaran melalui aktivitas siswa yang sifatnya prokatif dan reaktif dalam membangun pengetahuan melalui membaca, menyimak, meneliti, dan menyimpulkan. Model ini memaksimalkan kemampuan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Model pembelajaran Osborn adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan metode brainstorming. Teknik brainstorming adalah teknik untuk menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik (Guntur, 2008:1). Prinsip dari brainstorming adalah pentingnya memperoleh gagasan sebanyak mungkin, sekalipun gagasan tersebut nyeleneh, liar dan berani dan menunda atau tidak langsung memberikan penilaian terhadap gagasan yang muncul. Selain itu, dalam proses brainstorming siswa dituntut untuk mengeluarkan ide-ide sesuai dengan kapasitas pengetahuannya sehingga semua pendapat siswa dapat ditampung dan dijadikan pembelajaran bersama.
Menurut Ferdiansyah (2013), dalam peneraan metode brainstorming harus memenuhi empat ketentuan dasar yaitu :
a.    Focus pada kuantitas. Asusmsi yang berlaku disini adalah semakin banyak ide yang tercetus, kemungkinan ide yang menjadi solusi masalah semakin besar.
b.    Penundaan kritik. Dalam brainstorming kritikan atas ide yang muncul akan ditunda. Penilaian dilakukan diakhir sesi, hal ini untuk membuat para siswa bebas untuk memunculkan berbagai macam ide selama pembelajaran berlangsung.
c.    Sambutan terhadap ide yang tak biasa. Ide yang tak biasa muncul disambut dengan hangat. Bisa jadi ide yang tak biasa ini merupakan solusi yang aan memberikan perspektif yang bagus untuk kedepannya.
d.   Kombinasikan dan perbaiki ide. Ide-ide yang bagus dapat dikombinasikan menjadi satu ide yang lebih baik.
Menerapkan model pembelajaran Osborn dalam pembelajaran akan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan pendapat dengan bebas tanpa takut disalahkan, siswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri, memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok sehingga dibutuhkan pengaturan waktu yang lebih efektif dan efisien. Guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan arahan yang mempermudah siswa untuk menemukan ide-ide penyelesaian masalah yang paling tepat.
c.       5 Unsur dasar model pembelajaran Osborn
a)      Sintaks
Menurut Dahlan (2006), model pembelajaran Osborn memiliki enam tahap, yaitu sebagai berikut :
·         Orientasi
Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi pada siswa. Untuk membuka pemikiran siswa, guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa terkait materi pendukung pembelajaran. Guru membagi siswa dengan kelompok kecil dan membagikan LKS pada masing – masing kelompok. Guru menjelaskan masalah melalui situasi yang ada pada LKS secara umum dan siswa memperhatikan arahan yang diberikan oleh guru.
·         Analisis
Pada tahap ini siswa pada setiap kelompok mengidentifikasi permasalahan yang diberikan dalam LKS serta diundang untuk memberikan ide penyelesaian masalah sebanyak – banyaknya dan berdiskusi dengan kelompoknya.
·         Hipotesis
Pada tahap ini siswa mengungkapkan gagasannya (brainstorming) mengenai penyelesaian masalah yang diberikan pada LKS. Gagasan siswa ditulis pada kolom pendapat dan diusahakan untuk tidak dikritik.
·         Pengeraman
Semua ide pemecahan masalah dari masing – masing siswa didiskusikan dalam kelompoknya. Guru memantau jalannya diskusi tiap kelompok.
·         Sintesis
Pada tahap ini, guru membuat diskusi kelas, setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi mengenai penyelesaian masalah yang paling tepat menurut masing – masing kelompok. Dari beberapa gagasan yang ada, siswa diajak berpikir manakah gagasan yang terbaik.
·         Verifikasi
Pada tahap ini guru bersama dengan siswa mencoba menyimpulkan butir – butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah puas maka diambil pemecahan masalah beserta argumennya yang dianggap paling tepat. Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman materi pelajaran yang telah dibahas.
b)      Sistem Sosial
Sistem sosial adalah suasana atau norma yang berlaku dalam pembelajaran. Sistem sosial yang dianut model pembelajaran Osborn adalah memposisikan siswa sebagai pusat pembelajaran, menjunjung tinggi kehidupan sosial, dan memperhatikan perbedaan setiap siswa. Pada model pembelajaran Osborn siswa diberi kesempatan secara maksimal untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan mencurahkan ide-ide yang dimiliki masing-masing siswa.
c)      Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi menggambarkan bagaimana seharusnya seorang guru memnadang, memperlakukan, dan merespon siswa. Pada model pembelajaran Osborn ini, guru berperan sebagai fasilitator dan moderator. Sebagai fasilitataor, guru menyediakan sumber-sumber belajar, mendorong siswa untuk belajar, dan memberikan bantuan bagi siswa agar dapat menyampaikan ide-ide mereka terhadap permasalahan yang ada. Sebagai moderator, guru akan memimpin diskusi kelas, mengatur mekanisme sehingga diskusi kelas berjalan dengan lancar, dan mengarahkan diskusi sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai.
d)     Sistem Pendukung
Sistem pendukung adalah segala sarana, kondisi, bahan, alat atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran. Sistem yang diperlukan dalam model pembelajaran Osborn agar dapat terlaksana antara lain: keterampilan guru dalam pelaksanaan model pembelajaran Osborn, disiplin siswa dalam melaksanakan diskusi, dan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menerapkan model Osborn, Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mendukung model pembelajaran Osborn.
e)      Dampak Instruksional dan Dampang Pengiring
Dampak instruksional merupakan hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Dampak instruksional dari model pembelajaran Osborn adalah adanya penguasaan dan perolehan materi baru oleh siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa terkait dengan materi yang sedang dipelajari.
Dampak pengiring merupakan suatu dampak yang terjadi berdasarkan situasi yang timbul ketika model itu dilaksanakan. Dampak pengiring dari model pembelajaran Osborn adalah siswa akan belajar tentang saling menghargai ide/pendapat temannya, rendah hati, sikap positif terhadap matematika, memiliki kemandirian dalam memecahkan masalah, dan mampu bekerjasama dalam diskusi.


2.      Langkah-langkah Pembelajaran dan Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan yang dilakukan dalam penggunaan metode ini adalah pendekatan Saintifik. Pendekatan Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemkian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hokum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasikan atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hokum atau prinsip yang telah ditemukan. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Osborn melalui pendekatan Saintifik akan dijabarkan dalam tabel berikut ini:
Struktur
Kegiatan
Siswa
Guru
Pendahuluan
1.      Siswa memberikan salam kepada guru.
2.      Siswa merespon ketika guru mengecek kehadiran siswa.
3.      Siswa mengingat dan mereview kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya.




4.      Siswa menyimak dengan seksama penjelasan dari guru mengenai manfaat materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.





5.      Siswa mendengarkan dengan seksama.
6.      Siswa mencari kelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang disarankan oleh guru.
1.      Guru memberikan salam pada siswa.
2.      Guru mengecek kehadiran siswa.
3.      Guru memberikan apersepsi dengan mengarahkan dan memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajarai.

4.      Guru memberikan motivasi kepada siswa yaitu apabila materi yang dipelajari dikuasai dengan baik akan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masaah sehari-hari dan memahami materi selanjutnya.
5.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
6.      Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Pembangian kelompok bersifat heterogen baik berdasarkan jenis kelamin dan pengetahuan awal.
Inti
Orientasi
1.      Siswa mencermati masalah yang ada di LKS






2.      Siswa mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum dipahami





1.      Guru memberikan permasalahan kepada siswa terkait materi yang akan dipelajari yang disajikan dalam LKS dan meminta siswa mencermati masalah pada LKS
2.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai permasalahan di LKS
Analisis
3.      Siswa mengidentifikasi masalah pada LKS


4.      Siswa membaca sumber atau buku pegangan yang dimiliki untuk mengumpulkan informasi dan merencanakan solusi dari msalah yang ada

3.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah LKS
4.      Guru meminta siswa untuk membaca sumber belajar atau buku pegangan yang dimiliki untuk mengumpulkan informasi dan merencanakan solusi dari masalah yang ada
Hipotesis
5.      Siswa mengungkapkan gagasan (brainstorming) secara individu untuk menyelesaikan masalah dalam LKS dan dituliskan pada kolom pendapat.

5.      Guru memfasilitasi siswa dalam mengungkapkan gagasan (brainstorming) maupun menuliskan gagasan pada kolom pendapat secara individu mengenai permasalahan yang ada dalam LKS.
Pengeraman
6.      Siswa mendiskusikan semua ide dan gagasan dari masing-masing siswa ke dalam kelompok.

6.      Guru memantau jalannya diskusi setiap kelompok
Sintesis
7.      Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan dan kelompok yang menyajikan memberkan penjelasan

7.      Guru membuka kesempatan bagi setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan memberikan kesempatan bagi kelompok lain untuk memberikan tanggapan

Verifikasi
8.      Siswa mencermati penjelasan dari guru dan mencatat beberapa hal yang yang dianggap penting.

9.      Siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari.

8.      Guru memutuskan gagasan terbaik yang diambil dan menghasilkan jawaban yang paling tepat apabila terjadi perbedaan pendapat.
9.      Guru memfasilitasi siswa untuk membuat rangkuman materi yang telah dipelajari
Penutup
1.      Siswa menerima penghargaan yang diberikan guru.

2.      Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru.
1.      Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang aktif dalam pembelajaran.
2.      Guru memberikan kuis sebagai evaluasi

3.      Paradigma Kontruktivisme
Metode pembelajaran yang digunakan dalam model pembelajaran Osborn ialah kombinasi metode diskusi kelompok dan tanya jawab
Keberhasilan suatu model pembelajaran karena adanya beberapa metode pembelajaran di dalamnya. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran baik secara individual atau secara berkelompok, agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh seorang guru. Merujuk pada pengertian metode pembelajaran tersebut, kedudukan metode pembelajaran yaitu sebagai alat motivasi intrinsik, sebagai strategi pengajaran dan metode sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Dalam kaitannya, pembelajaran Osborn menurut kami sangat cocok dikombinasikan dengan metode diskusi kelompok dan tanya jawab karena pembelajaran Osborn merupakan model pembelajaran yang mengacu pada pandangan kontruktivisme dimana pengetahuan yang baru dibangun pada pengetahuan yang ada dengan mengkontruksikan pengetahuan dari fenomena-fenomena alam yang ada disekitar kita (Costu, 2008). Kami mengangkat dua kolaborasi metode sekaligus karena bagi kami jika hanya menggunakan satu metode kekurangan, kemonotonan akan sangat terlihat.
Dalam hal ini metode pembelajaran diskusi kelompok sangat baik digunakan dalam proses pembelajaran karena cara penyajian pelajaran yang dia tawarkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan arahan dan  bantuan guru, yang melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Mengingat sebuah metode mempunyai kelebihan dan kekurangan, maka untuk mencapai sebuah keberhasilan kami mengkombinasikannya dengan  metode pembelajaran tanya jawab dengan harapan perhatian siswa akan menjadi terpusat pada apa yang dijadikan tujuan. Dimana guru dan siswa secara bersama-sama mendiskusikan suatu permasalahan untuk mencapai kesepakatan bersama. Dengan harapan siswa siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai pemahaman tanpa terikat dengan tempat.
Berikut langkah-langkah kombinasi yang kami rancang dari metode pembelajaran diskusi kelompok dan tanya jawab sebagai berikut
      1)      Pendahuluan
       Guru memberikan apersepsi dan siswa meriview kembali materi sebelumnya. Setelah itu siswa           membentuk kelompok.
     2)      Inti
a) Guru memberikan permasalahan,siswa mencermati masalah yng ada di LKS dan mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum dipahami.
b)  Siswa mengidentifikasi masalah pada LKS dan mengumpulkan informasi melalui buku sumber.
c)    Guru memfasilitasi siswa untuk mengungkapkan gagasan.
d)   Siwa mendiskusikan semua gagasan dari semua kelompok dan guru memantau jalnnya diskusi.
e)    Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan memberikan tanggapan.
f)     Guru mrmutuskan gagasan terbaik dan siswa mencermati penjelasan dari guru.
    3)      Penutup
      Guru memberikan penghargaan dan memberikan kuis sebagai evaluasi.
Perspektif konstruktivis menyatakan belajar bukanlah murni fenomena stimulus-respon sebagaimana dikonsepsikan para behavioris, akan tetapi belajar adalah proses yang memerlukan pengaturan diri sendiri dan pembangunan struktur konseptual melalui refleksi dan abstraksi (Von Glaserfeld dalam Costu, 2008).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kode Kehormatan Gerakan Pramuka

  Kode Kehormatan Gerakan Pramuka ialah suatu norma atau nilai – nilai luhur dalam kehidupan para anggota  Pramuka yang merupakan ukuran ata...