Senin, 27 April 2020

MODEL PEMBELAJARAN OSBORN DALAM PELAJARAN MATEMATIKA


1.      Model Pembelajaran
a.       Nama Model Pembelajaran :
Model pembelajaran yang akan dibahas adalah model pembelajaran Osborn.
b.      Hakikat Model Pembelajaran :
Model pembelajaran Osborn adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Model ini menerapkan prinsip belajar konstruktivisme, dimana teori konstruktivisme merupakan pendekatan pembelajaran melalui aktivitas siswa yang sifatnya prokatif dan reaktif dalam membangun pengetahuan melalui membaca, menyimak, meneliti, dan menyimpulkan. Model ini memaksimalkan kemampuan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Model pembelajaran Osborn adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan metode brainstorming. Teknik brainstorming adalah teknik untuk menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik (Guntur, 2008:1). Prinsip dari brainstorming adalah pentingnya memperoleh gagasan sebanyak mungkin, sekalipun gagasan tersebut nyeleneh, liar dan berani dan menunda atau tidak langsung memberikan penilaian terhadap gagasan yang muncul. Selain itu, dalam proses brainstorming siswa dituntut untuk mengeluarkan ide-ide sesuai dengan kapasitas pengetahuannya sehingga semua pendapat siswa dapat ditampung dan dijadikan pembelajaran bersama.
Menurut Ferdiansyah (2013), dalam peneraan metode brainstorming harus memenuhi empat ketentuan dasar yaitu :
a.    Focus pada kuantitas. Asusmsi yang berlaku disini adalah semakin banyak ide yang tercetus, kemungkinan ide yang menjadi solusi masalah semakin besar.
b.    Penundaan kritik. Dalam brainstorming kritikan atas ide yang muncul akan ditunda. Penilaian dilakukan diakhir sesi, hal ini untuk membuat para siswa bebas untuk memunculkan berbagai macam ide selama pembelajaran berlangsung.
c.    Sambutan terhadap ide yang tak biasa. Ide yang tak biasa muncul disambut dengan hangat. Bisa jadi ide yang tak biasa ini merupakan solusi yang aan memberikan perspektif yang bagus untuk kedepannya.
d.   Kombinasikan dan perbaiki ide. Ide-ide yang bagus dapat dikombinasikan menjadi satu ide yang lebih baik.
Menerapkan model pembelajaran Osborn dalam pembelajaran akan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan pendapat dengan bebas tanpa takut disalahkan, siswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri, memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok sehingga dibutuhkan pengaturan waktu yang lebih efektif dan efisien. Guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan arahan yang mempermudah siswa untuk menemukan ide-ide penyelesaian masalah yang paling tepat.
c.       5 Unsur dasar model pembelajaran Osborn
a)      Sintaks
Menurut Dahlan (2006), model pembelajaran Osborn memiliki enam tahap, yaitu sebagai berikut :
·         Orientasi
Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi pada siswa. Untuk membuka pemikiran siswa, guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa terkait materi pendukung pembelajaran. Guru membagi siswa dengan kelompok kecil dan membagikan LKS pada masing – masing kelompok. Guru menjelaskan masalah melalui situasi yang ada pada LKS secara umum dan siswa memperhatikan arahan yang diberikan oleh guru.
·         Analisis
Pada tahap ini siswa pada setiap kelompok mengidentifikasi permasalahan yang diberikan dalam LKS serta diundang untuk memberikan ide penyelesaian masalah sebanyak – banyaknya dan berdiskusi dengan kelompoknya.
·         Hipotesis
Pada tahap ini siswa mengungkapkan gagasannya (brainstorming) mengenai penyelesaian masalah yang diberikan pada LKS. Gagasan siswa ditulis pada kolom pendapat dan diusahakan untuk tidak dikritik.
·         Pengeraman
Semua ide pemecahan masalah dari masing – masing siswa didiskusikan dalam kelompoknya. Guru memantau jalannya diskusi tiap kelompok.
·         Sintesis
Pada tahap ini, guru membuat diskusi kelas, setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi mengenai penyelesaian masalah yang paling tepat menurut masing – masing kelompok. Dari beberapa gagasan yang ada, siswa diajak berpikir manakah gagasan yang terbaik.
·         Verifikasi
Pada tahap ini guru bersama dengan siswa mencoba menyimpulkan butir – butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah puas maka diambil pemecahan masalah beserta argumennya yang dianggap paling tepat. Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman materi pelajaran yang telah dibahas.
b)      Sistem Sosial
Sistem sosial adalah suasana atau norma yang berlaku dalam pembelajaran. Sistem sosial yang dianut model pembelajaran Osborn adalah memposisikan siswa sebagai pusat pembelajaran, menjunjung tinggi kehidupan sosial, dan memperhatikan perbedaan setiap siswa. Pada model pembelajaran Osborn siswa diberi kesempatan secara maksimal untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan mencurahkan ide-ide yang dimiliki masing-masing siswa.
c)      Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi menggambarkan bagaimana seharusnya seorang guru memnadang, memperlakukan, dan merespon siswa. Pada model pembelajaran Osborn ini, guru berperan sebagai fasilitator dan moderator. Sebagai fasilitataor, guru menyediakan sumber-sumber belajar, mendorong siswa untuk belajar, dan memberikan bantuan bagi siswa agar dapat menyampaikan ide-ide mereka terhadap permasalahan yang ada. Sebagai moderator, guru akan memimpin diskusi kelas, mengatur mekanisme sehingga diskusi kelas berjalan dengan lancar, dan mengarahkan diskusi sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai.
d)     Sistem Pendukung
Sistem pendukung adalah segala sarana, kondisi, bahan, alat atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran. Sistem yang diperlukan dalam model pembelajaran Osborn agar dapat terlaksana antara lain: keterampilan guru dalam pelaksanaan model pembelajaran Osborn, disiplin siswa dalam melaksanakan diskusi, dan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menerapkan model Osborn, Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mendukung model pembelajaran Osborn.
e)      Dampak Instruksional dan Dampang Pengiring
Dampak instruksional merupakan hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Dampak instruksional dari model pembelajaran Osborn adalah adanya penguasaan dan perolehan materi baru oleh siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa terkait dengan materi yang sedang dipelajari.
Dampak pengiring merupakan suatu dampak yang terjadi berdasarkan situasi yang timbul ketika model itu dilaksanakan. Dampak pengiring dari model pembelajaran Osborn adalah siswa akan belajar tentang saling menghargai ide/pendapat temannya, rendah hati, sikap positif terhadap matematika, memiliki kemandirian dalam memecahkan masalah, dan mampu bekerjasama dalam diskusi.


2.      Langkah-langkah Pembelajaran dan Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan yang dilakukan dalam penggunaan metode ini adalah pendekatan Saintifik. Pendekatan Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemkian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hokum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasikan atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hokum atau prinsip yang telah ditemukan. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Osborn melalui pendekatan Saintifik akan dijabarkan dalam tabel berikut ini:
Struktur
Kegiatan
Siswa
Guru
Pendahuluan
1.      Siswa memberikan salam kepada guru.
2.      Siswa merespon ketika guru mengecek kehadiran siswa.
3.      Siswa mengingat dan mereview kembali materi yang sudah dipelajari sebelumnya.




4.      Siswa menyimak dengan seksama penjelasan dari guru mengenai manfaat materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.





5.      Siswa mendengarkan dengan seksama.
6.      Siswa mencari kelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang disarankan oleh guru.
1.      Guru memberikan salam pada siswa.
2.      Guru mengecek kehadiran siswa.
3.      Guru memberikan apersepsi dengan mengarahkan dan memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajarai.

4.      Guru memberikan motivasi kepada siswa yaitu apabila materi yang dipelajari dikuasai dengan baik akan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masaah sehari-hari dan memahami materi selanjutnya.
5.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
6.      Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Pembangian kelompok bersifat heterogen baik berdasarkan jenis kelamin dan pengetahuan awal.
Inti
Orientasi
1.      Siswa mencermati masalah yang ada di LKS






2.      Siswa mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum dipahami





1.      Guru memberikan permasalahan kepada siswa terkait materi yang akan dipelajari yang disajikan dalam LKS dan meminta siswa mencermati masalah pada LKS
2.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai permasalahan di LKS
Analisis
3.      Siswa mengidentifikasi masalah pada LKS


4.      Siswa membaca sumber atau buku pegangan yang dimiliki untuk mengumpulkan informasi dan merencanakan solusi dari msalah yang ada

3.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah LKS
4.      Guru meminta siswa untuk membaca sumber belajar atau buku pegangan yang dimiliki untuk mengumpulkan informasi dan merencanakan solusi dari masalah yang ada
Hipotesis
5.      Siswa mengungkapkan gagasan (brainstorming) secara individu untuk menyelesaikan masalah dalam LKS dan dituliskan pada kolom pendapat.

5.      Guru memfasilitasi siswa dalam mengungkapkan gagasan (brainstorming) maupun menuliskan gagasan pada kolom pendapat secara individu mengenai permasalahan yang ada dalam LKS.
Pengeraman
6.      Siswa mendiskusikan semua ide dan gagasan dari masing-masing siswa ke dalam kelompok.

6.      Guru memantau jalannya diskusi setiap kelompok
Sintesis
7.      Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan dan kelompok yang menyajikan memberkan penjelasan

7.      Guru membuka kesempatan bagi setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan memberikan kesempatan bagi kelompok lain untuk memberikan tanggapan

Verifikasi
8.      Siswa mencermati penjelasan dari guru dan mencatat beberapa hal yang yang dianggap penting.

9.      Siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari.

8.      Guru memutuskan gagasan terbaik yang diambil dan menghasilkan jawaban yang paling tepat apabila terjadi perbedaan pendapat.
9.      Guru memfasilitasi siswa untuk membuat rangkuman materi yang telah dipelajari
Penutup
1.      Siswa menerima penghargaan yang diberikan guru.

2.      Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru.
1.      Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang aktif dalam pembelajaran.
2.      Guru memberikan kuis sebagai evaluasi

3.      Paradigma Kontruktivisme
Metode pembelajaran yang digunakan dalam model pembelajaran Osborn ialah kombinasi metode diskusi kelompok dan tanya jawab
Keberhasilan suatu model pembelajaran karena adanya beberapa metode pembelajaran di dalamnya. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran baik secara individual atau secara berkelompok, agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh seorang guru. Merujuk pada pengertian metode pembelajaran tersebut, kedudukan metode pembelajaran yaitu sebagai alat motivasi intrinsik, sebagai strategi pengajaran dan metode sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Dalam kaitannya, pembelajaran Osborn menurut kami sangat cocok dikombinasikan dengan metode diskusi kelompok dan tanya jawab karena pembelajaran Osborn merupakan model pembelajaran yang mengacu pada pandangan kontruktivisme dimana pengetahuan yang baru dibangun pada pengetahuan yang ada dengan mengkontruksikan pengetahuan dari fenomena-fenomena alam yang ada disekitar kita (Costu, 2008). Kami mengangkat dua kolaborasi metode sekaligus karena bagi kami jika hanya menggunakan satu metode kekurangan, kemonotonan akan sangat terlihat.
Dalam hal ini metode pembelajaran diskusi kelompok sangat baik digunakan dalam proses pembelajaran karena cara penyajian pelajaran yang dia tawarkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan arahan dan  bantuan guru, yang melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Mengingat sebuah metode mempunyai kelebihan dan kekurangan, maka untuk mencapai sebuah keberhasilan kami mengkombinasikannya dengan  metode pembelajaran tanya jawab dengan harapan perhatian siswa akan menjadi terpusat pada apa yang dijadikan tujuan. Dimana guru dan siswa secara bersama-sama mendiskusikan suatu permasalahan untuk mencapai kesepakatan bersama. Dengan harapan siswa siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai pemahaman tanpa terikat dengan tempat.
Berikut langkah-langkah kombinasi yang kami rancang dari metode pembelajaran diskusi kelompok dan tanya jawab sebagai berikut
      1)      Pendahuluan
       Guru memberikan apersepsi dan siswa meriview kembali materi sebelumnya. Setelah itu siswa           membentuk kelompok.
     2)      Inti
a) Guru memberikan permasalahan,siswa mencermati masalah yng ada di LKS dan mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum dipahami.
b)  Siswa mengidentifikasi masalah pada LKS dan mengumpulkan informasi melalui buku sumber.
c)    Guru memfasilitasi siswa untuk mengungkapkan gagasan.
d)   Siwa mendiskusikan semua gagasan dari semua kelompok dan guru memantau jalnnya diskusi.
e)    Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan memberikan tanggapan.
f)     Guru mrmutuskan gagasan terbaik dan siswa mencermati penjelasan dari guru.
    3)      Penutup
      Guru memberikan penghargaan dan memberikan kuis sebagai evaluasi.
Perspektif konstruktivis menyatakan belajar bukanlah murni fenomena stimulus-respon sebagaimana dikonsepsikan para behavioris, akan tetapi belajar adalah proses yang memerlukan pengaturan diri sendiri dan pembangunan struktur konseptual melalui refleksi dan abstraksi (Von Glaserfeld dalam Costu, 2008).

Contoh RPP Matematika Model Discovery Based Learning


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah             : SMP 
Mata Pelajaran             : Matematika
Kelas/Semester            : VII/Satu
Materi Pokok               : Aljabar
Alokasi Waktu            : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan)
 


A.    Kompetensi Inti
Kompetensi Inti 1
:
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi Inti 2
:
Menghargai dan menghayati perilau jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secaa efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Kompetensi Inti 3
:
Memahami pengetahuan (faktuaal, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Kompetensi Inti 4
:
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.     Kompetensi Dasar
3.6. Menjelaskan bentuk aljabar dan unsur-unsurnya menggunakan masalah konstekstual
3.7. Menjelaskan dan melakukan operasi pada bentuk aljabar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian).
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bentuk aljabar
4.7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi pada bentuk aljabar
C.    Indikator Pencapaian Kompetensi
Adapun indikator yang ingin dicapai adalah :
3.6.1.      Mengenal bentuk aljabar.
3.6.2.      Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk aljabar.
3.7.1.      Menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar
3.7.2.      Menyelesaikan operasi perkalian bentuk aljabar
D.    Tujuan Pembelajaran
Setelah pertemuan berakhir, siswa diharapkan mampu :
1.      Mengenal bentuk aljabar.
2.      Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk aljabar.
3.      Menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan.
4.      Menyelesaikan operasi perkalian bentuk aljabar
E.     Materi Pembelajaran
Aljabar Dasar atau aljabar elementer adalah salah satu jenis aljabar yang mempelajari sifat-sifat yang terjadi pada operasi bilangan riil yang direkam dalam bentuk simbol untuk menyatakan konstanta serta variabel. Secara umum, aljabar memiliki bentuk :
Aljabar terdiri dari beberapa unsur diantaranya :
a.       Variabel
Variabel dapat diartikan sebagai lambang atau simbol yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan yang nilainya belum diketahui dengan jelas. Variabel sering juga disebut sebagai peubah. Variabel biasa disimbolkan dengan huruf kecil a, b, c, d, e, f, g, ..., z. Sebagai contoh, pada persamaan (3x + 14 y) variabelnya adalah x dan y.
b.      Suku
Suku merupakan nilai yang menyusun sebuah bentuk aljabar baik berupa variabel dengan koefisiennya dan juga konstanta. Berikut adalah penjelasan macam-macam suku aljabar:
·   Suku satu merupakan bentuk aljabar yang tidak memiliki tanda operasi hitung atau selisih.
Contoh: 2x, 4c2, 3xy
·   Suku dua merupakan bentuk aljabar yang terhubung oleh adanya satu tanda operasi hitung atau selisih.
Contoh: x + y, 2a + 3c, 4x2- y2
·   Suku tiga merupakan bentuk aljabar yang terhubung oleh adanya dua tanda operasi hitung atau selisih.
Contoh: 3x - 4y + z, 2a2 + 3b + c
c.       Konstanta
Konstanta adalah suku aljabar yang bentuknya berupa sebuah bilangan yang bediri sendiri tanpa diikuti variabel. Sebagai contoh pada persamaan (3x2 + 4y - z + 12) maka konstantanya adalah 12.
Contoh Soal :
1.      Sederhanakan bentuk aljabar 4x + 9 – 5x – 2.
2.      Sederhanakan bentuk aljabar 5x + y + 2x – 5y.
Alternatif Penyelesaian :
1.      Kelompokkan suku-suku sejenis
4x + 9 – 5x – 2 = 4x – 5x + 9 – 2  = (4 – 5)x + 7 = –1x + 7
–1x selanjutnya boleh hanya ditulis dengan –x, demikian juga 1x boleh hanya ditulis dengan x. Dengan demikian, bentuk sederhana dari 4x + 9 – 5x – 2 adalah  –x + 7.
2.      Kelompokkan suku-suku sejenis
5x + y + 2x – 5y  = 5x + 2x + y – 5y  = (5 + 2)x + (1 – 5)y
Jumlahkan atau kurangkan koefisien suku-suku yang sejenis tersebut, sehingga menjadi:
5x + y + 2x – 5y  = 7x – 4y

Operasi bentuk aljabar terdiri dari penjumlahan bentuk aljabar, pengurangan bentuk aljabar, perkalian bentuk aljabar, pembagian bentuk aljabar serta kombinasi diantaranya.
1.      Penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar
Operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar hanya dapat dilakukan pada suku yang sejenis, dengan cara mengoperasikannya pada konstantanya.
Contoh :
·         2x + 3x = 5x
·         3x + 5y = 3x + 5y à tidak dapat dijumlahkan karena bukan suku yang sejenis
·         5x - x = 4x à 1x bisa dituliskan sebagai x saja.
·         6x - 3y = 6x - 3y à bukan suku sejenis
·         (2x + 3y) + (4x + 8y) = 6x + 11y
·         (5x – 2y) - (3x - 9y) = 8x + 7y
2.      Perkalian bentuk aljabar
Operasi perkalian bilangan bulat menggunakan sifat distributif pada penjumlahan dan pengurangan, yaitu a(b + c)= ab + ac , dan a(b – c) = ab – ac. Perkalian pada aljabar dibedakan menjadi , yaitu :
a.       Perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar.
Untuk melakukan operasi perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar, dapat dilakukan dengan mudah, yaitu dengan mengalikan konstanta tersebut dengan konstanta pada bentuk aljabar.
Contoh :
·         4 × 3x = 12x
·         2 × 4y = 8y
·         2 × (3x + 4y) = (2 × 3x) + ( 2 × 4y ) = 6x + 8y
·         4 × (3x + 4y) - 3 × (2x + y) = (12x + 16 y) - (6x + 3y) = 6x - 13y
b.      Perkalian antara dua bentuk aljabar.
Seperti pada perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar, dalam perkalian dua bentuk aljabar berlaku juga sifat distributif. Untuk suku yang sejenis, jika variabel dikalikan maka akan menjadi pangkat, sedangkan konstanta dikalikan seperti biasa. Untuk suku yang tidak sejenis maka variabelnya akan dituliskan saja, dan konstanta dikalikan seperti biasa.
·         Perkalian satu suku dengan dua suku

Gb 01. Cara perkalian aljabar satu suku
·         Perkalian antara dua suku,


Gb 02. Cara perkalian aljabar dua suku
·         Perkalian antara dua suku dengan tiga suku,
Gb 03. Cara perkalian aljabar tiga suku
Contoh :
y × y = y2
2y × 4y = 8y2
4x × 4y = 16xy
2x × 3x = 6x2
2x × (3x + 2y) = 6x + 4xy
(2x + 3) × (x + 4) = 2x2 + 11x + 12
(4x + 2) × (2x + 3y + 4) = 8x2 + 12xy + 20x + 6y + 8
F.     Metode Pembelajaran
1.      Pendekatan : Saintifik
2.      Model : Discovery Based Learning
3.      Metode : Ceramah, Diskusi Kelompok, Tanya Jawab dan Pemberian Tugas
G.    Media Pembelajaran
1.      LCD Proyektor
2.      Laptop
H.    Alat dan Sumber Belajar
Alat dan bahan : Lembar Kerja Siswa, Spidol, Whiteboard
Sumber belajar :
Anonim. 2014. Materi Matematika SMP Kelas VII Bentuk Aljabar dan Operasinya. Tersedia pada : https://duniamatematika.com/matematika-smp/materi-matematika-smp-kelas-vii-bentuk-aljabar-dan-operasinya/ (diakses tanggal 19 Mei 2019)
Anonim. 2015. Definisi atau Pengertian Aljabar Matematika Lengkap. Tersedia pada : http://www.rumusmatematikadasar.com/2015/02/definisi-atau-pengertian-aljabar-matematika-lengkap.html (diakses tanggal 19 Mei 2019)
Buku Siswa Matematika Kelas VII (Edisi Revisi 2017)
I.       Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
1.    Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa.
2.      Memeriksa kehadiran peserta didik.
3.      Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Orientasi kepada masalah
4.      Guru memberikan contoh soal sederhana mengenai aljabar yang sudah pernah didapatkan oleh siswa.
Pemberian Acuan
5.      Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa.
6.      Guru menginformasikan metode pembelajaran yang akan digunakan.
Motivasi
7.      Guru memberikan gambaran tentang penggunaan aljabar dalam kehidupan sehari-hari.
8.      Guru memberikan gambaran mengenai pentingnya memahami aljabar.
15 menit
Inti
Fase I : Stimulasi
9.      Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang heterogen.
10.  Guru membagikan Lembar Kerja Siswa
11.  Siswa mengamati masalah yang terdapat pada LKS.
Fase II : Pernyataan/identifikasi masalah
12.  Guru memberikan waktu bagi siswa untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada pada LKS.
13.  Siswa menanyakan masalah yang terdapat pada LKS.
14.  Guru memberikan bantuan berkaitan dengan kesulitan yang dialami siswa.
Fase III : Pengumpulan Data
15.  Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengumpulkan berbagai informasi terkait materi aljabar.
16.  Guru meminta siswa untuck menghimpun berbagai konsep yang sudah dipelajari serta memikirkan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang ada pada LKS.
Fase IV : Pengolahan Data
17.  Guru meminta siswa untuk memahami unsur-unsur aljabar, penjumlahan, pengurangan serta perkalian bentuk aljabar.
18.  Dengan bimbingan guru, siswa secara berkelompok mengolah, mengklarifikasi dan menyelidiki permasalahan yang ada berdasarkan informasi yang sudah dikumpulkan.
19.  Siswa melihat hubungan antara informasi dan permasalahan yang ada.
Fase V : Pembuktian
20.  Guru meminta siswa untuk mendiskusikan cara yang akan digunakan untuk menemukan solusi dari masalah yang ada pada LKS.
21.  Guru meminta siswa untuk menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok.
22.  Guru meminta beberapa perwakilan siswa untuk menyajikan laporan di depan kelas.
23.  Kelompok lain menanggapi hasil presentasi
24.  Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok.
25.  Guru bertindak sebagai fasilitator (memandu jalannya diskusi dan membantu merumuskan jawaban yang benar).
Fase VI : Menarik Kesimpulan
26.  Dengan metode tanya jawab, guru mengarahkan siswa untuk menemukan kesimpulan mengenai materi aljabar.
55 menit
Penutup
27.  Siswa diminta untuk menyimpulkan tentang unsu-unsur aljabar, penjumlahan, pengurangan dan perkalian bentuk aljabar.
28.  Guru memberikan tugas rumah yang termuat dalam Buku Siswa halaman 204 dan 214 sebagai bahan latihan siswa.
29.  Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
10 menit
J.      Penilaian Hasil Pembelajaran
1.      Penilaian Kompetensi Sikap
Teknik Penilaian         : observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman
Bentuk Instrumen      : Lembar Jurnal Penilaian Sikap
2.      Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Teknik Penilaian         : tes tertulis
Bentuk Instrumen      : uraian
3.      Penilaian Kompetensi Keterampilan
Teknik Penilaian         : Kinerja
Bentuk Instrumen      : LKS
K.    Instrumen Penilaian
1.      Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap (Lampiran 1)
2.      Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Lampiran 2)
3.      Instrumen Penilaian Kinerja (Lampiran 3)



Mengetahui,
Dosen Pengampu


I Putu Pasek Suryawan, S.Pd., M.Pd.
NIP. 198806172014041001
 Singaraja, 30 Mei 2019
Mahasiswa,


Ni Putu Diah Purnami Dewi
NIM. 1813011075





Lampiran 1A
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
(LEMBAR OBSERVASI)

A.  Petunjuk Umum
1.      Instrumen penilaian sikap ini berupa Lembar Observasi.
2.      Instrumen ini diisi oleh guru untuk menilai sikap masing-masing siswa.
B.  Petunjuk Pengisian
Pada kolom Aspek perilaku yang dinilai, diisi dengan angka sesuai kriteria berikut:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
C.  Lembar Observasi
No
Nama
Aspek perilaku yang dinilai
Ket.
Bekerja sama
Rasa ingin tahu
Disiplin
Percaya diri
Kerajinan
















































Singaraja, 30 Mei 2019
Mahasiswa,


Ni Putu Diah Purnami Dewi
NIM. 1813011075
Lampiran 1B
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
(LEMBAR PENILAIAN DIRI)
A.  Petunjuk Umum
1.      Instrumen penilaian sikap ini berupa Lembar Penilaian Diri.
2.      Instrumen ini diisi oleh siswa untuk menilai dirinya sendiri.
B.  Petunjuk Pengisian
Isilah dengan angka 4 – 1 di depan tiap pernyataan:
SL = 4 = selalu melakukan sesuai pernyataan
SR = 3 = sering melakukan sesuai pernyataan tetapi kadang tidak melakukan
KD = 2 = kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
TP = 1 = tidak pernah melakukan
C.  Lembar Penilaian Diri
No
Pernyataan
TP
KD
SR
SL
KI 1 sikap spiritual
1
Saya berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu kegiatan




2
Saya memberi salam sebelum dan sesudah mengungkapkan pendapat di depan umum 




3
Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan Ulangan




4
Saya tidak menyalin karya teman saat mengerjakan tugas




5
Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan




KI 2 sikap sosial ingin tahu
6
Saya bertanya kepada teman atau guru jika mengalami kesulitan




7
Saya membaca buku sumber lain untuk menambah pengetahun




KI 2 sikap sosial tertarik pada Matematika
8
Saya merasa senang belajar matematika




9
Saya belajar dengan keras untuk mempelajari topik kubus dan balok




10
Saya berperan aktif selama pelajaran










Jumlah




Kriteria penilaian:
Rubrik : status sikap    SB = Sangat Baik, jika 34 < jumlah skor < 40           
                                    B = Baik, jika 24 < jumlah skor < 33 
                                    C = Cukup, jika 14 < jumlah skor < 23          
                                    K = Kurang, jika 0 < jumlah skor < 14

Lampiran 1C
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
(LEMBAR PENILAIAN Antar Teman)
A.    Petunjuk Umum
1.      Instrumen penilaian sikap ini berupa Lembar Penilaian antar teman.
2.      Instrumen ini diisi oleh siswa untuk menilai temannya sendiri.
B.     Petunjuk Pengisian
Isilah tanda centang pada kolom pilihan!
        Keterangan:
4 = selalu  melakukan sesuai pernyataan
3 = sering melakukan sesuai pernyataan tapi kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah melakukan
C.    Lembar Penilaian
Nama penilai                            : Tidak diisi
Nama siswa yang dinilai          : ............................
Kelas/ Mata Pelajaran               :  VII/Matematika
Tanggal Mengisi                       : ……………….....
No
Aspek Pengamatan
Skor
4
3
2
1
1
Peduli terhadap kesulitan teman lain




2
Tekun (sungguh-sungguh) dalam menyelesaikan tugas




3
Tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan tugas




4
Percaya diri dalam menyelesaikan tugas




5
Santun dalam menyampaikan pendapat





JUMLAH




Prosedur Penilaian:
Status sikap :
Sangat Baik jika 15<Jumlah Skor≤20,
Baik jika 10 < Jumlah Skor ≤ 15,
Cukup jika 5 < Jumlah Skor ≤ 10,
Kurang jika 0 < Jumlah Skor ≤ 5.




Lampiran 2A
1.      Kisi-kisi
Materi
Indikator Soal
Bentuk soal
Banyak
Skor Max
Aljabar
1.      Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk aljabar.
Uraian


1


10



2.      Menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar
Uraian
1


15



3.      Menyelesaikan operasi perkalian bentuk aljabar
Uraian
1


25




Total skor
3
50




Lampiran 2B
1.      Soal

INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN
Petunjuk:
1.        Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
2.        Jawablah pada lembar jawaban yang telah disediakan.
SOAL
1.      Perhatikan bentuk aljabar berikut!
Uraikanlah unsur-unsur pembentuk aljabar!
2.      Tentukan hasil dari !
3.      Tentukan hasil dari  !




Lampiran 5C
1.      Pedoman Penskoran
No.
Aspek yang dinilai
Rubrik penilaian
Skor
1.
Pemahaman terhadap konsep Aljabar
Dikaitkan dengan konsep Aljabar
4
Dikaitkan dengan konsep Aljabar tapi belum benar
3
Tidak ada kaitannya dengan konsep Aljabar
1
Tidak ada respon
0
2.
Kebenaran jawaban akhir
Jawaban benar
4
Jawaban hampir benar
3
Jawaban salah
1
Tidak di Jawab
0

Jumlah Skor
Maksimal
50
2.      Rubrik Penskoran
No
Soal
Kunci Jawaban
Skor
1
Perhatikan bentuk aljabar berikut!
Uraikanlah unsur-unsur pembentuk aljabar!
Variabel : ,
Konstanta : 3
Suku :   ,
4
2
4
2
Tentukan hasil dari
 !
=

10
5
3
Tentukan hasil dari  !
=
=
=
=

10
10
5
Jumlah Skor Max
50
Petunjuk penskoran: Skor Akhir = jumlah skor yang didapat × 2
Singaraja, 30 Mei 2019
Mahasiswa,


Ni Putu Diah Purnami Dewi
NIM. 1813011075

Kode Kehormatan Gerakan Pramuka

  Kode Kehormatan Gerakan Pramuka ialah suatu norma atau nilai – nilai luhur dalam kehidupan para anggota  Pramuka yang merupakan ukuran ata...