1.
Model
Pembelajaran
a. Nama
Model Pembelajaran :
Model pembelajaran yang akan
dibahas adalah model pembelajaran Osborn.
b. Hakikat
Model Pembelajaran :
Model
pembelajaran Osborn adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Model ini menerapkan
prinsip belajar konstruktivisme, dimana teori konstruktivisme merupakan
pendekatan pembelajaran melalui aktivitas siswa yang sifatnya prokatif dan
reaktif dalam membangun pengetahuan melalui membaca, menyimak, meneliti, dan
menyimpulkan. Model ini memaksimalkan kemampuan siswa dalam membangun pengetahuannya
sendiri dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Model pembelajaran
Osborn adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan metode brainstorming. Teknik brainstorming adalah teknik untuk
menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik (Guntur,
2008:1). Prinsip dari brainstorming
adalah pentingnya memperoleh gagasan sebanyak mungkin, sekalipun gagasan
tersebut nyeleneh, liar dan berani dan menunda atau tidak langsung memberikan
penilaian terhadap gagasan yang muncul. Selain itu, dalam proses brainstorming siswa dituntut untuk
mengeluarkan ide-ide sesuai dengan kapasitas pengetahuannya sehingga semua
pendapat siswa dapat ditampung dan dijadikan pembelajaran bersama.
Menurut
Ferdiansyah (2013), dalam peneraan metode brainstorming
harus memenuhi empat ketentuan dasar yaitu :
a. Focus
pada kuantitas. Asusmsi yang berlaku disini adalah semakin banyak ide yang
tercetus, kemungkinan ide yang menjadi solusi masalah semakin besar.
b. Penundaan
kritik. Dalam brainstorming kritikan
atas ide yang muncul akan ditunda. Penilaian dilakukan diakhir sesi, hal ini
untuk membuat para siswa bebas untuk memunculkan berbagai macam ide selama
pembelajaran berlangsung.
c. Sambutan
terhadap ide yang tak biasa. Ide yang tak biasa muncul disambut dengan hangat.
Bisa jadi ide yang tak biasa ini merupakan solusi yang aan memberikan
perspektif yang bagus untuk kedepannya.
d. Kombinasikan
dan perbaiki ide. Ide-ide yang bagus dapat dikombinasikan menjadi satu ide yang
lebih baik.
Menerapkan model pembelajaran Osborn dalam
pembelajaran akan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan pendapat
dengan bebas tanpa takut disalahkan, siswa mengkontruksi pengetahuannya
sendiri, memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dan mempresentasikan
hasil diskusi kelompok sehingga dibutuhkan pengaturan waktu yang lebih efektif
dan efisien. Guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan arahan yang
mempermudah siswa untuk menemukan ide-ide penyelesaian masalah yang paling
tepat.
c. 5
Unsur dasar model pembelajaran Osborn
a) Sintaks
Menurut
Dahlan (2006), model pembelajaran Osborn memiliki enam tahap, yaitu sebagai
berikut :
·
Orientasi
Pada tahap ini
guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi pada siswa. Untuk
membuka pemikiran siswa, guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab
dengan siswa terkait materi pendukung pembelajaran. Guru membagi siswa dengan
kelompok kecil dan membagikan LKS pada masing – masing kelompok. Guru
menjelaskan masalah melalui situasi yang ada pada LKS secara umum dan siswa memperhatikan
arahan yang diberikan oleh guru.
·
Analisis
Pada tahap ini
siswa pada setiap kelompok mengidentifikasi permasalahan yang diberikan dalam
LKS serta diundang untuk memberikan ide penyelesaian masalah sebanyak –
banyaknya dan berdiskusi dengan kelompoknya.
·
Hipotesis
Pada tahap ini
siswa mengungkapkan gagasannya (brainstorming)
mengenai penyelesaian masalah yang diberikan pada LKS. Gagasan siswa ditulis
pada kolom pendapat dan diusahakan untuk tidak dikritik.
·
Pengeraman
Semua ide
pemecahan masalah dari masing – masing siswa didiskusikan dalam kelompoknya.
Guru memantau jalannya diskusi tiap kelompok.
·
Sintesis
Pada tahap ini,
guru membuat diskusi kelas, setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi mengenai
penyelesaian masalah yang paling tepat menurut masing – masing kelompok. Dari
beberapa gagasan yang ada, siswa diajak berpikir manakah gagasan yang terbaik.
·
Verifikasi
Pada tahap ini
guru bersama dengan siswa mencoba menyimpulkan butir – butir alternatif
pemecahan masalah yang disetujui. Setelah puas maka diambil pemecahan masalah
beserta argumennya yang dianggap paling tepat. Guru membimbing siswa untuk
membuat rangkuman materi pelajaran yang telah dibahas.
b) Sistem
Sosial
Sistem
sosial adalah suasana atau norma yang berlaku dalam pembelajaran. Sistem sosial
yang dianut model pembelajaran Osborn adalah memposisikan siswa sebagai pusat
pembelajaran, menjunjung tinggi kehidupan sosial, dan memperhatikan perbedaan
setiap siswa. Pada model pembelajaran Osborn siswa diberi kesempatan secara
maksimal untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri melalui Lembar Kerja
Siswa (LKS) dengan mencurahkan ide-ide yang dimiliki masing-masing siswa.
c) Prinsip
Reaksi
Prinsip reaksi
menggambarkan bagaimana seharusnya seorang guru memnadang, memperlakukan, dan
merespon siswa. Pada model pembelajaran Osborn ini, guru berperan sebagai
fasilitator dan moderator. Sebagai fasilitataor, guru menyediakan sumber-sumber
belajar, mendorong siswa untuk belajar, dan memberikan bantuan bagi siswa agar
dapat menyampaikan ide-ide mereka terhadap permasalahan yang ada. Sebagai
moderator, guru akan memimpin diskusi kelas, mengatur mekanisme sehingga
diskusi kelas berjalan dengan lancar, dan mengarahkan diskusi sehingga hasil
yang diharapkan dapat tercapai.
d) Sistem
Pendukung
Sistem pendukung adalah
segala sarana, kondisi, bahan, alat atau lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran. Sistem yang diperlukan dalam model pembelajaran Osborn agar dapat
terlaksana antara lain: keterampilan guru dalam pelaksanaan model pembelajaran
Osborn, disiplin siswa dalam melaksanakan diskusi, dan perangkat pembelajaran
seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menerapkan model Osborn,
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mendukung model pembelajaran Osborn.
e) Dampak
Instruksional dan Dampang Pengiring
Dampak
instruksional merupakan hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai. Dampak instruksional dari model pembelajaran Osborn
adalah adanya penguasaan dan perolehan materi baru oleh siswa sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa terkait dengan materi yang
sedang dipelajari.
Dampak
pengiring merupakan suatu dampak yang terjadi berdasarkan situasi yang timbul
ketika model itu dilaksanakan. Dampak pengiring dari model pembelajaran Osborn
adalah siswa akan belajar tentang saling menghargai ide/pendapat temannya,
rendah hati, sikap positif terhadap matematika, memiliki kemandirian dalam
memecahkan masalah, dan mampu bekerjasama dalam diskusi.
2.
Langkah-langkah Pembelajaran dan Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan
yang
dilakukan dalam penggunaan metode ini adalah pendekatan Saintifik. Pendekatan
Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemkian rupa agar peserta
didik secara aktif mengkonstruk konsep, hokum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasikan atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hokum atau prinsip yang telah ditemukan. Adapun
langkah-langkah model pembelajaran Osborn melalui pendekatan Saintifik akan
dijabarkan dalam tabel berikut ini:
Struktur
|
Kegiatan
|
|
Siswa
|
Guru
|
|
Pendahuluan
|
1. Siswa
memberikan salam kepada guru.
2. Siswa
merespon ketika guru mengecek kehadiran siswa.
3. Siswa
mengingat dan mereview kembali
materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
4. Siswa
menyimak dengan seksama penjelasan dari guru mengenai manfaat materi yang
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
5. Siswa
mendengarkan dengan seksama.
6. Siswa
mencari kelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang disarankan oleh guru.
|
1. Guru
memberikan salam pada siswa.
2. Guru
mengecek kehadiran siswa.
3. Guru
memberikan apersepsi dengan mengarahkan dan memberikan pertanyaan kepada
siswa mengenai materi yang akan dipelajarai.
4. Guru
memberikan motivasi kepada siswa yaitu apabila materi yang dipelajari
dikuasai dengan baik akan dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masaah
sehari-hari dan memahami materi selanjutnya.
5. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
6. Guru
mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang.
Pembangian kelompok bersifat heterogen baik berdasarkan jenis kelamin dan
pengetahuan awal.
|
Inti
|
Orientasi
1. Siswa
mencermati masalah yang ada di LKS
2. Siswa
mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum dipahami
|
1. Guru
memberikan permasalahan kepada siswa terkait materi yang akan dipelajari yang
disajikan dalam LKS dan meminta siswa mencermati masalah pada LKS
2. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai permasalahan
di LKS
|
Analisis
3. Siswa
mengidentifikasi masalah pada LKS
4. Siswa
membaca sumber atau buku pegangan yang dimiliki untuk mengumpulkan informasi
dan merencanakan solusi dari msalah yang ada
|
3. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah LKS
4. Guru
meminta siswa untuk membaca sumber belajar atau buku pegangan yang dimiliki
untuk mengumpulkan informasi dan merencanakan solusi dari masalah yang ada
|
|
Hipotesis
5. Siswa
mengungkapkan gagasan (brainstorming)
secara individu untuk menyelesaikan masalah dalam LKS dan dituliskan pada
kolom pendapat.
|
5. Guru
memfasilitasi siswa dalam mengungkapkan gagasan (brainstorming) maupun menuliskan gagasan pada kolom pendapat
secara individu mengenai permasalahan yang ada dalam LKS.
|
|
Pengeraman
6. Siswa
mendiskusikan semua ide dan gagasan dari masing-masing siswa ke dalam
kelompok.
|
6. Guru
memantau jalannya diskusi setiap kelompok
|
|
Sintesis
7. Siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sedangkan kelompok yang lain
memberikan tanggapan dan kelompok yang menyajikan memberkan penjelasan
|
7. Guru
membuka kesempatan bagi setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas dan memberikan kesempatan bagi kelompok lain untuk
memberikan tanggapan
|
|
|
Verifikasi
8. Siswa
mencermati penjelasan dari guru dan mencatat beberapa hal yang yang dianggap
penting.
9. Siswa
membuat rangkuman materi yang telah dipelajari.
|
8. Guru
memutuskan gagasan terbaik yang diambil dan menghasilkan jawaban yang paling
tepat apabila terjadi perbedaan pendapat.
9. Guru
memfasilitasi siswa untuk membuat rangkuman materi yang telah dipelajari
|
Penutup
|
1. Siswa
menerima penghargaan yang diberikan guru.
2. Siswa
mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru.
|
1. Guru
memberikan penghargaan kepada kelompok yang aktif dalam pembelajaran.
2. Guru
memberikan kuis sebagai evaluasi
|
3. Paradigma
Kontruktivisme
Metode pembelajaran yang digunakan dalam model pembelajaran Osborn ialah
kombinasi metode diskusi kelompok dan tanya jawab
Keberhasilan suatu model pembelajaran karena adanya beberapa metode
pembelajaran di dalamnya. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik
penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan
bahan pelajaran baik secara individual atau secara berkelompok, agar
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh seorang guru.
Merujuk pada pengertian metode pembelajaran tersebut, kedudukan metode
pembelajaran yaitu sebagai alat motivasi intrinsik, sebagai strategi pengajaran
dan metode sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Dalam kaitannya, pembelajaran Osborn menurut kami sangat cocok
dikombinasikan dengan metode diskusi kelompok dan tanya jawab karena
pembelajaran Osborn merupakan model pembelajaran yang mengacu pada pandangan
kontruktivisme dimana pengetahuan yang baru dibangun pada pengetahuan yang ada
dengan mengkontruksikan pengetahuan dari fenomena-fenomena alam yang ada
disekitar kita (Costu, 2008). Kami mengangkat dua kolaborasi metode sekaligus
karena bagi kami jika hanya menggunakan satu metode kekurangan, kemonotonan
akan sangat terlihat.
Dalam hal ini metode pembelajaran diskusi kelompok sangat baik digunakan
dalam proses pembelajaran karena cara penyajian pelajaran yang dia tawarkan
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan arahan
dan bantuan guru, yang melibatkan
peserta didik dalam proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Mengingat
sebuah metode mempunyai kelebihan dan kekurangan, maka untuk mencapai sebuah
keberhasilan kami mengkombinasikannya dengan
metode pembelajaran tanya jawab dengan harapan perhatian siswa akan
menjadi terpusat pada apa yang dijadikan tujuan. Dimana guru dan siswa secara
bersama-sama mendiskusikan suatu permasalahan untuk mencapai kesepakatan
bersama. Dengan harapan siswa siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan
sesuai pemahaman tanpa terikat dengan tempat.
Berikut langkah-langkah kombinasi yang kami rancang dari metode
pembelajaran diskusi kelompok dan tanya jawab sebagai berikut
1) Pendahuluan
Guru memberikan apersepsi dan siswa meriview
kembali materi sebelumnya. Setelah itu siswa membentuk kelompok.
2) Inti
a) Guru
memberikan permasalahan,siswa mencermati masalah yng ada di LKS dan mengajukan
pertanyaan apabila ada yang belum dipahami.
b) Siswa
mengidentifikasi masalah pada LKS dan mengumpulkan informasi melalui buku
sumber.
c) Guru
memfasilitasi siswa untuk mengungkapkan gagasan.
d) Siwa
mendiskusikan semua gagasan dari semua kelompok dan guru memantau jalnnya
diskusi.
e) Siswa
mempresentasikan hasil diskusi dan memberikan tanggapan.
f) Guru
mrmutuskan gagasan terbaik dan siswa mencermati penjelasan dari guru.
3) Penutup
Guru memberikan penghargaan dan memberikan kuis sebagai
evaluasi.
Perspektif konstruktivis menyatakan belajar bukanlah murni fenomena
stimulus-respon sebagaimana dikonsepsikan para behavioris, akan tetapi belajar
adalah proses yang memerlukan pengaturan diri sendiri dan pembangunan struktur
konseptual melalui refleksi dan abstraksi (Von Glaserfeld dalam Costu, 2008).